Wawancara Khusus
H. Mohan Roliskana Bangun Mataram Jadi Kota yang Membahagiakan Semua Orang
Taman Sangkareang menjadi episentrum kegiatan masyarakat kota. Kita memang bermaksud menjadikan itu sebagai pusat atau alun-alun kota.
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Sejak memperoleh mandat rakyat melalui Pilkada untuk menjabat Wali Kota Mararam, H. Mohan Roliskana, S.Sos, MH tak henti berikhtiar agar kota ini menyenangkan bagi semua orang.
"Mari bersama kita bahu-membahu, memotivasi satu sama lain, saling mengingatkan, sama-sama kita bangun Mataram menjadi kota yang membahagiakan kita semua," kata Mohan dalam wawacara khusus dengan wartawan TribunLombok.com, Dion DB Putra di pendopo wali kota belum lama ini.
Baca juga: Profil Calon Wali Kota Mataram NTB, Mohan Roliskana Menang Hitung Cepat Pilkada 2020
Baca juga: Menang Hitung Cepat Pilkada Mataram, Mohan Roliskana Minta Pendukung Tidak Euforia
Berikut petikan wawancara selengkapnya dalam program TribunLombok Dialog dan Inspirasi atau Trilogi.
Kota Mataram terus berbenah dan menata diri. Satu di antaranya penataan Taman Sangkareang. Bisa diceritakan apa saja langkah pemerintah Kota Mataram?
Terima kasih banyak saya diberikan kesempatan untuk menyampaikan beberapa hal yang sifatnya informatif berkaitan dengan arah pengembangan Kota Mataram ke depan.
Taman Sangkareang menjadi episentrum kegiatan masyarakat kota. Kita memang bermaksud menjadikan itu sebagai pusat atau alun-alun kota.
Karena arahnya ke sana, maka kita harus persiapkan seluruh aspek yang ada di situ termasuk fasilitas pendukung lainnya.
Nah sekarang kita awali dengan bangun gerbang utama di sebelah selatan. Setelah itu kita perbaiki panggung yang sudah ada, termasuk nanti semua fasilitas pendukung yang ada di situ.

Toilet dan pedestrian yang ada di situ kita benahi secara bertahap. Kita manfaatkan seluruh potensi yang kita miliki di kota terutama ruang-ruang publik.
Semua ruang terbuka yang ada kita maksimalkan. Tidak hanya fungsi ekologis tapi fungsi sosialnya ada, fungsi ekonomi juga bisa masuk di situ.
Kita arahnya ke sana sehingga masyarakat lebih aktif, dinamis karena kita punya ruang publik yang sifatnya rekreasional tapi efisien. Harapan kami mudah-mudahan ini membuat masyarakatnya lebih bahagia.
Kota yang menyenangkan, demikian kesan dari beberapa kolega saya tentang Mataram. Mereka senang karena tidak melihat sampah berserakan. Mungkin bisa berbagi kiat mengelola kebersihan kota ini.
Ya terima kasih. Memang ini (masalah sampah) kan selalu menjadi dampak ikutan dari sebuah kota dengan pertambahan populasi yang cukup cepat. Kita punya atensi besar terhadap permasalahan sampah.
Disamping upaya kita membangun kesadaran masyarakat, infrastruktur dan sarana pendukung juga harus kita persiapkan, termasuk regulasi.
Hal ini butuh upaya, ikhtiar yang lebih keras lagi walaupun sekarang sedikit sudah ada perubahan. Kami tentu akan berupaya lebih maksimal lagi.
Penambahan sumber daya manusia yang menangani itu, termasuk alat dan skenarionya. Kami optimis dan percaya bahwa masyarakat Kota Mataram ini akan sangat bertanggungjawab terhadap kotanya.
Karena di sini mereka mempersiapkan masa depannya, di sini juga tempat mereka mencari nafkah, dan mungkin di kota ini mereka sampai akhir hayat di kandung badan. Jadi tanggung jawabnya panjang. Saya percaya itu.
Kami melihat pagi sekali petugas sudah membersihkan sampah di jalan. Mereka sebenarnya mulai bekerja jam berapa?
Mulai jam lima pagi, setelah salat subuh mereka sudah keluar rumah. Sesekali saya kontrol melalui mandornya untuk memastikan.
Mandornya juga ikut turun untuk mengawasi petugas penyapu jalan. Dedikasi mereka luar biasa dan ini kami apresiasi betul. Kita berikan perhatian kepada mereka.
Mataram terkenal dengan tagline HARUM. Tentu tidak sekadar jargon tapi sungguh hadir dan terasakan masyarakat. Bisa dijelaskan visi HARUM ini?
Iya HARUM kan sebenarnya visi politik, tanggung jawab kami lima tahun ke depan.
Ketika kita diberikan amanah maka kita tuangkan ke dalam tagline HARUM singkatan dari Harmoni, Aman, Ramah, Unggul dan Mandiri.
Saya pikir pemahanan soal ini universal. Cuma kami coba turunkan ke program-program yang langsung mengerucut ke persoalan yang bersentuhan dengan kebutuhan masyarakat saat ini.
Kehidupan yang harmoni, keamanan, kemudian bagaimana kita sebagai warga kota bisa ramah.
Saya selalu sampaikan kota ini tidak memiliki sumber daya alam yang bisa kita jual, tidak seeksotik di tempat lain.
Garis pantai kita sepanjang 9,1 km langsung berhadapan dengan laut dalam. Maka itulah kita mengandalkan sektor jasa.
Karena di sektor jasa kita jadi penopang terhadap wilayah hinterland, menjadi tulang punggung dari sektor pariwisata. Maka kita minta masyarakat supaya bisa lebih ramah menerima tamu kita.
Unggul, tentu kita harapkan masyarakat kita dengan SDM yang kita miliki lebih kompetitif, bisa beradaptasi dengan baik terhadap perkembangan dan perubahan zaman saat ini.
Sebagai masyarakat kota tentu selera, kebutuhan, cita rasa terus berkembang. Kita sebagai pemerintah harus bisa menyesuaikan dengan kebutuhan itu.
Mataram harus betul-betul Harum ya Pak?
Ya benar, ini visi politik. HARUM ini harus kelihatan pada ujungnya nanti ketika kami selesai (akhir masa jabatan), karena amanah ini harus sampai ke titik itu. Insya Allah.
Sekarang semua pihak fokus menyambut event MotoGP di Sirkuit Mandalika 18-20 Maret 2022. Boleh diceritakan apa saja persiapan Pak wali kota dan seluruh jajaran menjelang MotoGP?
Sebagai daerah penunjang terhadap MotoGP tentu kita juga harus prepare karena kita sadari betul bahwa kota ini sebagai etalase sehingga persepsi dan citra Mandalika juga dipengaruhi apa yang ada di Mataram.
Maka kita sedang berbenah supaya kesan publik, masyarakat yang datang bisa melihat kota ini rapi, tertata, bersih, keamanannya juga terjamin.
Nah itu yang kita benahi sebagai bentuk dukungan terhadap event MotoGP.
Anda berlatarbelakang musisi. Sejak menjadi wali kota, bagaimana membagi waktu untuk tugas dan tanggung jawab sebagai kepala wilayah dan tetap menyalurkan hobi bermusik.
Ya saya harus menyisihkan waktu untuk bermusik karena itu bukan pelarian tapi salah satu cara menghilangkan kepenatan.
Jadi dengan bermusik saya bisa lebih rileks meskipun hanya mencuri-curi waktu sebentar karena kita punya passion di situ.
Apakah bermusik seminggu sekali atau sebulan sekali?
Ya tidak tentu. Kapan teman-teman ada waktu luang, kadang-kadang saya panggil. Ayo main musik sebentar yuk, seperti itu.
Ada adagium politik itu kotor tapi seni yang membersihkan. Anda adalah seniman yang terjun di panggung politik. Pasti berbeda cara mengemas politik untuk kemaslahatan banyak orang. Rasanya itu masuk dalam visi HARUM tadi?
Ya setuju Pak Dion. Politik itu kotor, seni yang membersihkan.
Terakhir silakan Pak Wali kota menyampaikan harapan, pesan, motivasi kepada warga Kota Mataram.
Pada kesempatan yang baik ini melalui Dialog dan Inspirasi TribunLombok.com saya menyampaikan kepada seluruh warga masyarakat Kota Mataram mari bersama-sama kita bahu-membahu.
Mari bersama-sama kita saling memotivasi satu sama lain, saling mengingatkan satu sama lain untuk menjaga kota kita tercinta.
Kota ini harus menjadi tempat yang menyenangkan bagi kita, kota ini sama-sama kita bangun menjadi kota yang membahagiakan kita semua, kota tempat kita merajut masa depan yang lebih baik.
Semua itu berawal dari kesiapakan kita semua, kesadaran kita semua, keikhlasan kita semua untuk bersama-sama kita membangun, merawat, menjaga kota yang kita cintai ini.
Demikian, mudah-mudahan yang saya sampaikan ini bisa dilaksanakan bersama-sama. Terima kasih. (*)
Simak wawancara khusus di sini