MotoGP Mandalika 2022
Diskon 10 Persen Tiket MotoGP Mandalika Khusus KTP NTB, Warga: Syaratnya Ribet
Calon pembeli harus mengumpulkan orang dengan minimal jumlah tertentu agar bisa mendapatkan diskon 10 persen harga tiket MotoGP Mandalika
Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Patayatul Wahidah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Sejumlah warga NTB memanfaatkan fasilitas pembelian tiket MotoGP Mandalika secara kolektif.
Bagi sebagian masyarakat, pola yang digagas dengan syarat menunjukkan KTP NTB ini malah menyulitkan.
Problemnya pada sistem yang harus mengumpulkan orang dengan minimal jumlah tertentu.
Warga Seganteng, Cakranegara, Kota Mataram Humaera (23) mengatakan, fasilitas itu memang menawarkan diskon 10 persen tapi tidak bisa langsung didapatkan.
“Ribet, masa harus 50 orang kita kumpulin untuk bisa beli tiket,” terangnya kepada TribunLombok.com Senin (28/2/2022).
Baca juga: 20 Hari Jelang Balapan, Tiket MotoGP Mandalika Baru Terjual 40 Persen, Penonton Tidak Antusias?
Baca juga: Penjualan Tiket MotoGP Mandalika Perlu Digenjot, Menparekraf Siapkan Acara Peluncuran
Baca juga: Ada Diskon Tiket MotoGP Mandalika 2022 Khusus Bagi Warga Lombok, Ini Penjelasan Dirut ITDC
Maka dia lebih memilih untuk merelakan diskon 10 persen daripada harus bersusah payah mengumpulkan orang banyak.
Tiket harga normal pun tidak masalah baginya daripada harus mengerjakan hal yang tidak bermanfaat.
"(harga normal)lebih mudah dan tidak berbelit-belit.
Setali tiga uang, Eka (24) punya pengalaman yang sama.
Karyawati ini menilai cara membeli tiket MotoGP secara kolektif ini tidak ubahnya strategi marketing.
Bahkan yang tidak perlu mengeluarkan sumber daya lebih dengan memanfaatkan masyarakat yang ingin mendapatkan diskon harga tiket MotoGP Mandalika.
“Terkesan kaya marketing jadinya untuk dijual ke warga lokal. Ujung-ujungnya kan kita yang nyari pembeli hanya untuk potongan 150 ribu,” ujarnya.
Sementara Iksan (35) justru tidak tahu menahu mengenai pemberian fasilitas pembelian tiket bagi warga NTB ini.
“Malah baru tau sekarang kalau ada fasilitas pembelian kolektif seperti ini,” kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta tersebut.
