MotoGP Mandalika 2022
Beli Tiket MotoGP Mandalika Diskon 10 Persen Pakai Cara Kolektif, Begini Penjelasan Pemprov NTB
Harga diskon 10 persen tiket MotoGP Mandalika bisa diperoleh dengan pembelian kolektif melalui perangkat daerah Pemprov NTB
Penulis: Patayatul Wahidah | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Patayatul Wahidah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Harga diskon 10 persen tiket MotoGP Mandalika bisa diperoleh dengan pembelian kolektif melalui perangkat daerah Pemprov NTB.
Kebijakan khusus untuk warga dengan KTP NTB ini malah membuat warga kesulitan mendapatkan akses tiket MotoGP Mandalika.
Apalagi ternyata untuk mendapatkan diskon 10 persen itu, calon pembeli harus mengajak 50 orang lainnya.
Staf Ahli Gubernur NTB Bidang Ekonomi, Keuangan, Infrastruktur dan Pembangunan Sadimin mengemukakan alasannya.
Baca juga: Diskon 10 Persen Tiket MotoGP Mandalika Khusus KTP NTB, Warga: Syaratnya Ribet
Baca juga: Panduan Cara Beli Tiket MotoGP Mandalika 2022, Modal Rp115 Ribu Sudah Bisa Masuk Sirkuit
Baca juga: Presiden Jokowi Kurangi Jumlah Penonton MotoGP Mandalika Menjadi 60 Ribu Orang
Harga tiket MotoGP Mandalika dengan diskon 10 persen hanya bisa didapat dengan pembelian kolektif.
Pembelian secara kolektif ini kemudian diteruskan ke Xplorin apabila telah memenuhi 100 pesanan.
“Ya jadi kami di fasilitas itu kalau sudah 100 tiket dari Xplorin, jadi kami kalau sudah 100 baru bisa mesen begitu,” kata Sadimin saat dihubungi Tribunlombok.com, Senin (28/2/2022).
Ia menambahkan, warga NTB yang hendak membeli tiket tidak diwajibkan untuk mengumpulkan 50 orang agar bisa melakukan pemesanan.
Pemesanan dapat dilakukan secara perorangan melalui Perangkat Daerah.
Perangkat Daerah ini kemudian mengakumulasi hingga mencapi 100 tiket agar dapat memesan melalui Xplorin.
Setiap Perangkat Daerah mengumpulkan minimal 50 orang agar pemesanan dapat dilakukan.
“Karena kita pesennya 100 baru bisa dilayani jadi kita kumpulin dulu, satu perangkat daerah kurang lebih 50 orang,” ujarnya.

Lebih dari itu, Sadimin menegaskan pola seperti ini bukan bagian strategi marketing.
Pertimbangannya, masih ada warga yang gagap teknologi.
"Ini upaya yang dilakukan untuk memudahkan masyarakat," jelas Sadimin.
(*)