Berita Bima

Warga Kota Bima Butuh Puluhan Kantong Darah Tiap Hari, Alat Transfusi Darah Malah Menganggur

Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bima setiap hari menerima permintaan puluhan kantong darah dari 5 hingga 7 pasien

Penulis: Atina | Editor: Wahyu Widiyantoro
ISTIMEWA
Penyerahan Unit Transfusi Darah (UTD) di PMI Kota Bima tahun lalu. 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Palang Merah Indonesia (PMI) Bima setiap hari menerima permintaan puluhan kantong darah dari 5 hingga 7 pasien.

Sayangnya, permintaan itu tidak bisa dipenuhi karena tidak adanya stok darah.

"Entah sampai kapan, terus saja begini. Kami setiap hari menerima keluarga pasien, meminta stok darah. Tapi kami tidak memilikinya," ungkap Sekretaris PMI Kota Bima Rusdin kepada TribunLombok.com.

Rusdin mengatakan, seharusnya kondisi tersebut tidak terjadi lagi sejak setahun lalu.

Pasalnya, Pemerintah Kota Bima sudah membeli Unit Transfusi Darah (UTD) dan dilakukan serah terima secara simbolis ke PMI.

Namun ungkapnya, hal itu percuma karena pengadaan alat tersebut tidak disertai dengan penunjukan tenaga ahli yang bisa mengoperasikan alat tersebut.

Baca juga: Tanggapan Dikes Bima Soal Ribuan Siswa Madrasah Tolak Vaksin karena Tidak Disetujui Orang Tua

Baca juga: Belum Vaksin Covid-19, Warga Miskin di Kota Bima Tidak Bisa Terima BPNT Kemensos

Baca juga: Nasib Pelajar di Pelosok Bima, Bertaruh Nyawa saat Belajar di Bawah Gedung Rusak

Tidak hanya itu, gedung yang bisa digunakan sebagai tempat unit transfusi darah itu juga belum ada.

"Selama ini disebut saja ada, ada. Tapi secara faktual, tertulis, SK tidak ada," tegas Rusdin.

Ia juga mengaku, tidak tahu pasti apa alasan Dinas Kesehatan (Dikes) tak kunjung fungsikan UTD itu.

"Mudah-mudahan alat yang diserahkan bisa bertelur, sehingga bisa tambah banyak di lokasi Labkesda tempat menyimpan alat sekarang," sentilnya.

Sementara itu, Kadis Kesehatan Kota Bima Azhari yang dikonfirmasi via ponsel mengaku, sudah berkoordinasi dengan Ketua PMI Kota Bima.

Ia menjelaskan, pihaknya sudah memberikan tiga alternatif tempat yang bisa digunakan untuk penyimpanan UTD.

"Ini sudah dikoordinasikan dengan Ketua PMI. Sekarang tinggal menunggu PMI saja yang meminta," pungkasnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved