MotoGP Mandalika 2022
Rahasia di Balik Lombok Ex Hotel, Insting Pemilik Baca Peluang MotoGP Mandalika
Pemilik Lombok Eks Hotel Salim Jaber memiliki insting jitu membaca peluang ekonomi MotoGP Mandalika
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
Hanya ada ia seorang diri di toko miliknya, tidak terlihat ada penjaga yang bekerja di dalam.
Kecuali sejumlah orang yang bekerja sebagai tukang parkir di kawasan tersebut dan seorang pemilik warung.
“Mereka ini sudah yang jadi penjaganya,” cetusnya, sambil tertawa.
Adapun rata-rata harga dari barang-barang yang dijualnya miliki kisaran antara Rp3 juta hingga Rp8 juta.
Hampir semua barang-barang itu telah mengalami pemotongan harga dari harga aslinya, kendati kualitasnya terbilang masih baru.
“Ada itu pintu anti rayap saya jual Rp400 ribu, harga aslinya itu Rp16 juta,” katanya.
Dalam sekali transaksi dengan pembeli, paling banyak Salim bisa mengirim hingga 1 truk barang dengan jarak angkut terjauh ke pulau Jawa.
Waktu per bulan saja, Salim bisa meraum omzet paling sedikit Rp35 juta, baik dari pembeli dengan jumlah borongan atau bijian.
Terkait bagaimana para pembeli itu mengetahui keberadaan toko milik Salim, ia menjawab:
“Lewat facebook saya dan dari mulut ke mulut,” tanggapnya.
Baca juga: Sukseskan MotoGP Mandalika, 2 Helikopter Basarnas dan Lanud BIZAM Siap Bantu Evakuasi Pembalap
Baca juga: Gara-gara Lombok, Juara Dunia MotoGP Fabio Quartararo Jadi Jatuh Cinta dengan Indonesia
Baca juga: Daftar Tempat Pembalap MotoGP Menginap di Mandalika, Hotel Berbintang Villa dan Homestay
Sejak berbisnis di bidang ini, Salim mengaku tidak terlalu khawatir karena ia telah memiliki strategi keuangan dan pertimbangan-pertimbangan sederhana yang mendukung.
“Kita harus pikirkan sebelum memulai, apakah orang akan suka atau tidak dengan barang kita? Mahal atau tidak bagi mereka?,” katanya.
Untuk modal awal bisnisnya, Salim menggelontorkan dana sebesar Rp300 juta hingga Rp400 juta.
Kepada para bisnis baru ia berpesan melalui Tribunlombok.com, untuk menjalankan bisnis dengan sabar dan tahan menghadapi ujian.
“Paling bagus mereka berdikari ketimbang bekerja untuk orang lain. Apalagi sekarang, terutama yang muda, bisa berbinis menggunakan sosmed,” pungkasnya.