Wisata Lombok
4 Fakta Kawasan Wisata Suranadi, Sentra Kuliner Sate Bulayak Hingga Aksi Usil Monyet Curi Makanan
Kawasan Taman Wisata Alam Suranadi, Kecamatan Narmada, Lombok Barat merupakan wilayah dengan mayoritas hutan yang masih terjaga keasriannya
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Wahyu Widiyantoro
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Kawasan Taman Wisata Alam Suranadi, Kecamatan Narmada, Lombok Barat merupakan wilayah dengan mayoritas hutan yang masih terjaga keasriannya.
Kawasan wisata di Lombok Barat ini juga menjadi sentra kuliner khas Lombok, yakni Sate Bulayak, hingga tempat hidupnya satwa seperti monyet, dan beragam jenis burung.
Berikut adalah fakta-fakta kawasan wisata Suranadi atau yang sering juga disebut Taman Suranadi atau Pura Suranadi yang dirangkum Tribunlombok.com:
1. Hutan yang Masih Terjaga
Di kawasan wisata Suranadi, terdapat wilayah hutan lindung yang bernama Taman Wisata Alam Suranadi.
Dikelola negara sejak 15 Oktober 1976 dengan luas 52 hektare dengan SK Mentan No.464/Kpts/Um/10/76.
Hutan itu dipagari dengan bagian dalam kehidupan alamnya yang masih terjaga.
Terletak 17 kilometer di Timur Kota Mataram, Kawasan Wisata Suranadi dengan jarah tempuh 1 jam berkendara sepeda motor.
Baca juga: 4 Rekomendasi Wisata di Lombok Barat, dari Pantai Hingga Hutan
Baca juga: Pemda Lombok Barat Menyiapkan Sejumlah Event Wisata Menjelang MotoGP Mandalika
Terdapat ratusan jenis pohon di Taman Wisata Alam Suranadi.
Beberapa di antaranya Beringin, Garu, Kemiri, dan Pulai.
Adapun harga tiket yang perlu dibayar untuk masuk ke kawasan wisata alam Suranadi yakni sebesar Rp5 ribu, kemudian ongkos parkir juga dengan harga yang sama.
2. Didominasi Kera Abu
Mariniati (35) seorang pedagang Sate Bulayak di kawasan wisata Suranadi bercerita, pedagang setempat sering menjadi bulan-bulanan kera.
Mereka bergelantungan mula-mula dari pohon, kemudian ke kanopi pertokoan untuk mencuri berbagai makanan yang dijual pedagang.
Hingga saat ini, kera abu-abu masih mendominasi Taman Wisata Alam Suranadi yang berdampingan dengan tempat aktivitas masyarakat.
Menurut penuturan pengelola tempat wisata tersebut, setidaknya sudah ada lima ratus ekor lebih kera hidup di dalam hutan.
3. Sentra Kuliner Sate Bulayak
Sejak menjadi kawasan wisata pada tahun 1970an, mulai banyak masyarakat menggeluti bisnis di sekitar Taman Wisata Alam Suranadi.
Salah satu yang menjadi khas di sentra kuliner di wilayah tersebut ialah Sate Bulayak.
Sate Bulayak adalah kuliner khas Lombok berupa sate daging ayam dan sapi.
Sate ini dihidangkan dengan seporsi lontong sejengkal yang disebut Bulayak.
Makanan ini kemudian diberi bumbu sambal yang terbuat dari bahan dasar rempah-rempah.
Seperti cabai, tomat, minyak, laos, dan sejumlah resep rempah-rempah rahasia yang diwariskan secara turun-temurun.
Untuk seporsi Sate Bulayak, bisa didapatkan dengan harga Rp25 ribu.
Bila ingin menambah kenikmatan, pengunjung dapat memesan minuman berupa buah Kelapa dengan harga Rp10 ribu.
4. Sumber Mata Air
Banyaknya pohon yang tumbuh di kawasan Taman Wisata Alam Suranadi membuat pasokan air yang mengalir di kawasan tersebut menjadi segar.
Selain itu, kawasan yang melimpah dengan cadangan mineral ini memiliki 5 sumber mata air yang terkenal, yakni Air Pembersih, Air Pelukatan, Patirtaan, Air Tabah, dan Air Pengentas.
Semua sumber mata air ini berdampingan dengan keberadaan pura yang menjadi tempat beribadahnya umat Hindu di Lombok.
Sumber mata air itu itu kerap menjadi tempat pemandian atau pembersihan suci yang digunakan umat Hindu saat melakukan ritual atau ibadah tertentu.
Untuk kolam pemandian Suranadi yang berdekatan dengan Pura Suranadi, dapat diakses umum bila pengunjung ingin menikmatinya, hanya perlu membayar biaya sebesar Rp10 ribu per orang.
(*)