SEJARAH NWDI, Didirikan TGKH M Zainuddin Abdul Madjid, Kini Dipimpin TGB KH M Zainul Majdi

Berikut ini sejarah NWDI, Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) yang didirikan Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

nwdi.or.id
Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) 

TRIBUNLOMBOK.COM - Berikut ini sejarah NWDI, Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah yang didirikan Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Ketua Umum PB NWDI TGB KH Muhammad Zainul Majdi resmi memimpin kembali sejak Minggu (30/1/2022).

Cucu Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid ini terpilih sebagai Ketua PB NWDI Periode 2022-2027 dalam Muktamar ke-1 NWDI di Pancor, Selong, Lombok Timur.

TGB KH Muhammad Zainul Majdi memimpin organisasi yang didirikan kakeknya tahun 1934 silam.

Berikut ini adalah sejarah berdirinya Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dikutip dari nwdi.or.id.

Muhammad Zainuddin Abdul Madjid muda pulang dari Tanah Suci Makkah pada tahun 1934.

Maulana Syaikh baru saja menyelesaikan studinya di Madrasah as-Shaulatiyyah.

Kemudian langsung mendirikan pesantren al-Mujahidin.

Penamaan Pesantren al-Mujahidin yang berarti “Para Pejuang” ini bukannya tidak disengaja.

Melainkan sebagai bentuk manifestasi Maulana Syaikh sebagai intelektual muda terdidik dalam melihat kondisi bangsanya.

Nama pesantren ini sama dengan nama kelompok perjuangan yang dipimpin Pendiri Madrasah al-Shaulatiyah, Syeikh Rahmatullah al-Hindi.

Sebelum akhirnya bermukim di Makkah, Syeikh Rahmatullah merupakan seorang revolusioner penentang penjajahan Inggris di India.

Napas dan semangat perjuangan Syeikh Rahmatullah ini menjadi inspirasi bagi Maulana Syaikh muda melihat kondisi bangsanya yang juga sedang terjajah dan terbelakang.

Pesantren al-Mujahidin didedikasikan untuk menggembleng anak muda untuk melawan penjajah.

Selanjutnya berkembang menjadi Madrasah Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) yang berarti gerakan kebangsaan pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 Hijriah/22 Agustus 1937 Masehi.

6 tahun kemudian, Maulana Syaikh muda mendirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang berarti gerakan kaum perempuan pada tanggal 15 Rabiul Akhir 1362 Hijriah/21 April 1943 Masehi di Pancor, Lombok Timur.

Muhammad Zainuddin muda langsung mendapatkan perhatian dan pengaruh di masyarakat.

Hal itu berkat kemampuan dan moralitas yang ditunjukkan Maulana Syaikh.

Masyarakat Pancor mempercayaikannya sebagai imam dan khatib shalat Jumat di Masjid Jami’ Pancor.
Figur anak muda alim yang memiliki integritas, keilmuan, serta perjuangan yang dilakukan.

Masyarakat kemudian menyandangkan gelar dengan sebutan “Tuan Guru Bajang” atau Tuan Guru Muda”.

Yang pada akhirnya seiring perjalanan waktu, Zainuddin muda dipanggil dengan sebutan Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid.

Masyarakat memintanya memberikan pengajian di Masjid Jami’ Pancor secara periodik.

Pengajian ini lalu dihadiri masyarakat luas.

Bahkan para Tuan Guru, seperti Tuan Guru Haji Abu Bakar Sakra, Abu Atikah, TGH Azhar Rumbuk, Raden TGH Ibrahim Sakra, hingga TGH Syarafuddin Pancor yang pernah mengajarnya selalu hadir dalam pengajian.

Umat Islam dari luar daerah pun turut hadir, salah satunya yang dikenal adalah Haji Ahmad Jemberana dari Bali.

Kitab–kitab yang dikaji dalam pengajian tersebut adalah kitab Minhâj ath-Thâlibîn, Jam’al-Jawâmi’, Qathr an-Nada’, Tafsîr al-Jalâlain serta kitab–kitab fiqih, dan tafsir yang lain.

Permohonan pengajian–pengajian umum di berbagai pelosok daerah Lombok berdatangan.

Sebanyak 14 masjid sebagai tempat pengajian umum, antara lain, Masjid Jami’ Pancor, Masbagik, Sikur, Terara, Aikmel, Kalijaga, Wanasaba, Tanjung Teros, Sakra, Gerumus, Pringga Jurang, Kopang, Mantang, Praya dan lainnya.

Bahkan ada sejumlah tempat yang tidak bisa dihadiri karena keterbatasan waktu.

Kelahiran sebagai organisasi masyarakat bersumber pada dua madrasah induk, yaitu Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) dan madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI) yang oleh pendirinya diberi nama “DWI TUNGGAL PANTANG TANGGAL”.

Madrasah NWDI mendapat pengakuan resmi dari Pemerintah Hindia Belanda dengan diterbitkan akte berdirinya tanggal 17 Agustus 1936.

Kemudian Maulana Syaikh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid selaku pendiri meresmikan berdirinya madrasah tersebut pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H. Bertepatan dengan tanggal 22 Agustus 1936 M.

Tidak terduga di kemudian hari tanggal 17 Agustus juga merupakan hari Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Setelah madrasah NWDI menghasilkan lulusan angkatan pertama tahun 1941, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid berusaha mengembangkan madrasah tersebut dengan mendirikan madrasah khusus untuk wanita.
Usaha ini berhasil dengan berdirinya madrasah NBDI pada tanggal 15 Rabi’ul Akhir 1362 H.

Bertepatan dengan tanggal 21 April 1943 M. dan tidak terduga dikemudian hari tanggal 21 April ditetapkan sebagai Hari Kartini.

NWDI melahirkan lulusan pertama tahun 1941 dan NBDI pada tahun 1949.

Para lulusan tersebut ada yang melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih tinggi dan ada pula kembali ke masyarakat.

Diantara mereka yang terjun ke masyarakat ada yang mendirikan madrasah cabang NWDI dan NBDI.

Kemudian aktif mengadakan dakwah dan pengajian umum melalui majelis-majelis taklim, baik di masjid maupun di tempat-tempat lain.

Utamanya di pedesaan, sehingga pada tahun 1949 telah berdiri sebanyak 24 madrasah.

Madrasah-madrasah cabang NWDI dan NBDI terus mengalami perkembangan sehingga pada awal tahun 1953 telah berdiri 66 madrasah.

Melihat pertumbuhan dan perkembangan madrasah-madrasah cabang ini, maka diperlukan adanya organisasi yang berfungsi sebagai wadah koordinasi, pembina, pemelihara dan penanggung jawab terhadap segala amal usaha yang dilakukan, baik dalam bidang pendidikan maupun sosial dan dakwah.

Maka atas dasar dinamika yang berkembang serta adanya Kesepakatam Bersama yang dibuat pada tanggal 23 Maret 2021 di Mataram, maka lahirlah organisasi Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiah (NWDI) pada tanggal 9 Syakban 1442 H. Bertepatan dengan tanggal 23 Maret 2021 M.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved