Wisata NTB
Ini Harga Ikan Bakar Pepes Pedas Manis, Kuliner Khas Lingsar yang Terkenal di Lombok Barat
Ikan bakar pepes sambal pedas manis menjadi kuliner andalan khas Lingsar, daerah yang terkenal dengan kegiatan budidaya ikan tawarnya itu
Penulis: Robbyan Abel Ramdhon | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Robbyan Abel Ramdhon
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK BARAT – Ikan bakar pepes sambal pedas manis menjadi kuliner andalan khas Lingsar, daerah yang terkenal dengan kegiatan budidaya ikan tawarnya itu.
Daerah yang memiliki banyak sumber mata air ini juga merupakan wilayah dengan berbagai destinasi wisata.
Seperti telaga beleq Lingsar, trigoda garden, air terjun plas, air terjun aiq kelep, dan masih banyak lagi.
Selain wisata alam, Lingsar juga menawarkan wisata kuliner yang menarik, yakni ikan bakar pepes pedas manis.
Baca juga: Musim Jamur Tiba, Jadi Berkah untuk Dijual Warga Praya
Lokasinya sektiar tiga puluh menit dari kota Mataram menuju arah Lingsar Barat dan satu kilo meter ke arah timur di perempatan Rumah Sakit Jiwa Selagalas.
Tepat di tepi lintasan jalan Gora, Lingsar Barat, kita dapat menemukan deretan warung ikan bakar pepes pedas manis yang mulai beroperasi pukul 09.00 WITA – 21.00 WITA.
Duan (23) adalah generasi ketiga yang berjualan ikan bakar pepes setelah orangtua dan neneknya.
“Sudah lebih lima belas tahun mungkin, dari nenek saya,” katanya, sambil mengipas ikan yang dibakar di atas panggangan, Kamis (27/1/2022).
Baca juga: Kisah Bain, Pedagang Kawasan Sirkuit Mandalika Rasakan Jatuh Bangun karena Pandemi
Selain menjual ikan yang sudah diolah menjadi ikan bakar pepes, Duan juga menjual ikan “mentahan” yang dibudidaya langsung di sungai belakang warung miliknya.
Untuk perkilo isi tiga ekor ikan nila seukuran telapak tangan dewasa, bisa dibeli dengan harga Rp 30 ribu.
Sedangkan harga untuk yang sudah diolah menjadi seporsi ikan bakar pepes pedas manis adalah Rp 15 ribu. Belum termasuk nasi dan minum.
Dalam waktu tiga hari, Duan bisa menghabiskan satu kuintal ikan nila untuk dijual, baik mentahan maupun yang diolah menjadi makanan.
“Malah dulu sebelum pandemi sehari saja bisa sampai lima kuintal,” katanya, menahan tawa.
Laki-laki yang sudah ikut berjualan sejak SD bersama orangtuanya itu juga mengungkapkan, pendapatan dari hasil berjualan ikan bakar selama pandemi pun menurun.