Kabar Artis
Memprihatinkan, Istri Sebut Pak Ogah Sering Teriak Pulang: Mata Kosong, Tapi Kayak Ngobrol ke Orang
Pak Ogah kerap mengucap kata 'Teh, pulang yuk' berkali-kali yang diartikan istrinya sebagai keinginan untuk kembali menghadap Sang Pencipta.
Film boneka ini sempat vakum sejak awal 90-an sebelum ditayangkan kembali di televisi swasta pada periode 2002-2003.
Belakangan pada dua ribu sebelasan ini sebuah stasiun televisi swasta mencomot beberapa karakter dari salah satu acara paling populer pada 1980-an itu untuk mengantarkan acara dokumenter.
Karakter utama Si Unyil adalah Unyil, Ucrit dan Usro.

Ada pula Pak Raden, pria Jawa berkumis tebal yang mengenakan beskap hitam, blangkon dan tongkat dengan pegangan mirip gagang payung.
Tokoh yang digambarkan pelit dan pemarah ini memelihara burung perkutut dan memiliki bakat seni lukis.
Ada pula Pak Ogah, pengangguran berkepala plontos yang dikenal karena kerap mengucapkan kalimat "Ogah, aah," dan "Cepek dulu dong!".
Pak Ogah digambarkan kerap duduk di pos ronda dan meminta uang seratus rupiah dari orang-orang yang ingin melewati pos ronda.
Karakter ini hidup sampai kini dalam kehidupan nyata, yakni pada orang-orang partikelir yang mengatur lalu lintas di luar polisi dan petugas resmi, terutama di persimpangan-persimpangan jalan non utama.
Si Unyil karya Suyadi ini mendorong terlahirnya tokoh Si Komo ciptaan Kak Seto yang mengaku terinspirasi karakter ciptaan seniman yang belum lama dipanggil untuk selamanya oleh Tuhan Yang Maha Esa itu.
Meski Si Komo berbentuk komodo, ternyata boneka yang digunakan adalah boneka naga milik Kak Seto dari Disneyland, AS, yang dimodifikasi.
Namun apa pun bentuknya, entah wayang, Si Unyil dan Sesame Street, pesan dalam cerita-cerita yang dihidupkan oleh boneka-boneka itu begitu sarat nilai dan bahkan mentransformasikan kebudayaan kepada masyarakat nyata.
(Kompas/ Firda Janati)