NTB Ajukan Diri Jadi Tuan Rumah PON Bersama Bali dan NTT

Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menawarkan diri menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) bersama Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

 TribunLombok.com/Sirtupillaili
Mori Hanafi, Wakil Ketua DPRD NTB yang menjadi ketua Kontingen NTB di PON XX Papua 2021 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) akan menawarkan diri menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Nasional (PON) bersama Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Rencananya, tiga provinsi ini akan bersama-sama menjadi tuan rumah PON tahun 2028.  

Ketua Kontingen Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) Mori Hanafi mengatakan, untuk menjadi tuan rumah PON, NTB harus segera mengirim surat menyatakan minat menjadi tuan rumah PON, paling lambat April 2022.

Pengajuan minat menjadi tuan rumah boleh satu daerah. Boleh juga bersama dua daerah sekaligus.

Baca juga: NTB Menawarkan Diri Menjadi Tuan Rumah PON Tahun 2028  

”Sementara keinginan kita tiga daerah yaitu Bali NTB dan NTT,” kata Mori, yang juga wakil ketua DPRD NTB ini, Sabtu (23/10/2021).

Untuk menjadi tuan rumah, beberapa syarat harus dipenuhi.

SAMBUT ATLET: Para atlet yang bertanding di PON XX Papua 2021 disambut meriah di kantor gubernur NTB, Minggu (17/10/2021).
SAMBUT ATLET: Para atlet yang bertanding di PON XX Papua 2021 disambut meriah di kantor gubernur NTB, Minggu (17/10/2021). (Dok. Pemprov NTB)

Antara lain, daerah harus ikut bidding PON.

Biaya pendaftaran bidding saja sebesar Rp 1 miliar dengan membayar uang jaminan Rp 5 miliar.

Baca juga: Atlet Perempuan Dominasi Perolehan Medali NTB di PON XX Papua 2021

”Apabila kalah (dalam bidding) uang jaminan ini akan dikembalikan. Kalau kita menang uang jaminan ini akan dipakai untuk studi-studi oleh KONI PB PON,” katanya.

Studi atau kajian tersebut untuk menentukan lokasi pertandingan dan apa saja yang perlu dibangun.

Menurut Mori, syarat menjadi tuan rumah PON memang agak berat. Terutama bila NTB ingin maju sendiri menjadi tuan rumah tunggal.

Salah satu syaratnya harus punya sarana olahraga yang memadai minimal 30 persen.

Kemudian harus jelas sumber pendanaan penyelenggaraan acara. Misalnya dari APBN, APBD, dan sponsor-sponsor.

Di PON Papua, mereka memiliki tiga sponsor platinum, antara lain PT Freeport, PT PLN, dan PT Telkom.

Dana sponsor dari pihak ketiga di Papua sangat besar, sehingga penyelenggaraan acara sukses.     

”Saya perkirakan dana APBN (yang dipakai) jauh lebih besar dari APBD,” katanya.

Dari sisi perhotelan, menurutnya NTB jauh lebih siap dari Papua. Sebab jumlah kamar hotel NTB jauh lebih banyak.

Jika Bali NTB dan NTT menjadi tuan rumah bersama, pasti akan lebih mudah.

Misalnya NTB saja memiliki 15 ribu kamar dan Bali 20 ribu kamar, maka sudah cukup. Belum lagi ditambah kamar hotel di NTT.

”Karena jika masuk (semua atlet dan tim) pada saat bersamaan, paling tidak dibutuhkan 30 ribu kamar,” katanya.

Karena di Papua penginapan kurang, mereka membagi para atlet dalam beberapa gelombang karena keterbatasan akomodasi.

Syarat lain, kata Mori, memiliki sumber daya atau ahli olahraga, memiliki cabang olahraga unggulan.

Kemudian pernah menyelenggarakan event internasional.

”Semua itu dimiliki NTB, sehingga kita masuk di kriteria tersebut,” katanya.

Hanya saja, terkait ketersediaan sarana prasarana olahraga yang 30 persen tersebut perlu diperhitungkan.

NTB memang memiliki GOR Turida, GOR pemuda, tetapi kondisinya belum layak.

”Kita mungkin punya lebih dari 30 persen (sarana olahraga) tetapi tidak layak,” tegasnya.

Sejauh ini, untuk menjadi tuan rumah, Pemprov NTB sudah membangun komunikasi dengan Provinsi Papua, mereka siap mendukung.

Kemudian dengan Provinsi Bali juga sudah ada komunikasi. Tapi belum komunikasi dengan Pemprov NTT.

”Ini bukan main-main. Kalau kita bisa jadi tuan rumah sangat luar biasa. Ini perlu kerja keras di level gubernur, karena ini keputusan akhirnya di pak presiden,” katanya.

Dia berharap tiga gubernur yakni Bali, NTB, dan NTT bisa melakukan lobi-lobi yang bagus sehingga terpilih.

”Tiga kepala daerah ini mantan anggota DPR RI semua,” katanya.

 (*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved