Terkejut Guru di Lombok Honornya hanya Rp 100 Ribu, Menteri Nadiem: Itu Menyakitkan Hati Saya
Nadiem Anwar Makarim mengaku sangat terkejut mendengar curahan hati para guru honorer di Lombok Tengah
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim mengaku sangat terkejut mendengar curahan hati (curhat) para guru honorer, di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Guru-guru honor yang dia temui di Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah memohon kepada dirinya sambil menangis, Kamis (7/10/2021).
Seperti Asmawarni Yanti (45), guru honor di TK Negeri Pembina Pedesaan, Jonggat.
Dia memeluk sang menteri sembari meminta tolong supaya kesejahteraan guru honorer TK negeri diperhatikan.
Baca juga: Cerita Menteri Nadiem Dipeluk Guru Honorer Bergaji Rp 100 Ribu di Lombok Tengah
Terkait hal itu, Nadiem Makarim menuturkan, saat berkunjung ke TK Negeri Pembina Pedesaan, dia sedang duduk di sebelah murid umur 4 tahun.
Lalu gurunya, Asmawarni Yanti mulai membawakan pelajaran di kelas.
”Tetapi tiba-tiba dia terbawa emosi dan langsung menangis,” tutur Nadiem, pada wartawan, usai kunjungan di SDN Dasan Baru, Lombok Tengah, Kamis (7/10/2021).
Pada saat Asmawarni Yanti menangis, guru-guru di sebelahnya juga menangis.
Baca juga: Menteri Nadiem Menginap di Rumah Guru Honorer Lombok Tengah, Pengabdiannya Membuat Menteri Terharu
Sampai anak kecil murid TK juga menangis pada momen tersebut.
”Jadi itu satu episode yang cukup menyedihkan, emosional,” tuturnya.
Guru yang honor di TK negeri menyampaikan kondisi mereka.
Nadiem mengaku sangat terkejut, para guru tersebut rupanya hanya mendapat gaji Rp 100 ribu sebulan.
Bahkan kadang-kadang pencairannya tidak rutin setiap bulan.
”Itu menyakitkan hati saya sekali, kok bisa ya itu sampai terjadi. Kadang-kadang pembayarannya juga tidak (teratur),” ujar Nadiem, sembari menunduk.
Selaku pemegang kebijakan, Menteri Nadiem akan berupaya mencarikan solusi bagi mereka.
Instruksikan Kepala Daerah
Menurutnya, solusi satu-satunya saat ini hanya dengan mengangkat mereka menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
”Jalur satu-satunya PPPK, ini satu-satunya jalur yang terbaik,” tegasnya.
Karena itu, Menteri Nadiem menginstruksikan kepada semua kepala daerah dan kepala dinas pendidikan mengisi formasi PPPK.
Supaya guru honorer di TK Negeri terakomodir.
”Karena mereka bisa menjadi PPPK, tapi tidak banyak yang mengisi,” ujarnya.
”Jadi guru TK negeri yang masih honorer, tolong masukkan sebagai formasi PPPK, ini untuk memberikan mereka kesempatan,” imbuhnya di hadapan Bupati Lombok Tengah Lalu Pathul Bahri dan kepala Dinas Dikbud NTB.
Dengan mengikutkan mereka dalam seleksi PPPK, pemerintah bisa melihat apakah mereka bisa lolos seleksi atau tidak.
”Tapi paling tidak mereka harus berikan kesempatan. Jadi itu (PPPK) adalah solusi yang terbaik,” tegasnya.
Solusi kedua, penambahan honor guru TK bisa diambil dari BOP PAUD.
Baca juga: Menteri Nadiem: Apakah Kita Perlu Melanjutkan Kampus Merdeka?
Dana ini sama dengan dana BOS, yang tahun lalu karena pandemi Covid-19 ditransfer langsung ke daerah.
”Kepala sekolah merdeka untuk menggunakannya, salah satunya untuk menambah biaya guru honorer,” katanya.
Dia berharap nanti penggunaan dana BOP PAUD juga bisa sama seperti BOS.
”Dana ini sama dengan BOS, uang itu akan kita berikan diskresi kepada kepala sekolah untuk membantu para guru honorer,” katanya.
Dia ingin BOP juga langsung ditransfer ke rekening masing-masing sekolah.
(*)