Penggali Kubur Mendengar Bunyi Sesuatu saat Menggali, Pemkot Bima Yakin Ada Artefak Lain
Penemuan perhiasan emas oleh empat orang penggali kubur di Kota Bima,NTB membuka kembali lembar sejarah kehidupan zaman kerajaan Bima.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Penemuan perhiasan emas oleh empat orang penggali kubur di Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) membuka kembali lembar sejarah kehidupan zaman kerajaan Bima.
Lokasi penggalian kubur di Kelurahan Jatibaru Timur, Kecamatan Asakota, Kota Bima kini mendapatkan perhatian khusus.
Pemerintah Kota (Pemkot) Bima yakin artefak yang ditemukan tersebut bukan satu-satunya.
Kepala Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bima Munawar mengatakan, kuat dugaan di lahan tersebut masih terdapat benda-benda lainnya.
Tapi saat itu penggalian tidak dilanjutkan karena keluarga jenazah tidak mau.
Keluarga hanya ingin fokus ke prosesi pemakaman.
Baca juga: Polda NTB Genjot Vaksinasi di Lombok Tengah Jelang World Superbike
Tapi berdasarkan keterangan sejumlah saksi, dia yakin masih ada benda-benda bersejarah lain di lokasi itu.
”Semua penggali kubur itu menyatakan ada bunyi sesuatu ketika mereka menggali,” kata Munawar, pada TribunLombok.com, Sabtu (18/9/2021).
Menindaklanjuti temuan warga tersebut, Minggu (19/9/2021), wali kota Bima akan turun ke lokasi.
”Karena di situ juga ada beberapa benda arkeologi, termasuk juga gundukan gunung yang diperkirakan ada sesuatu di dalamnya,” katanya.

Empat orang penggali kubur yang menemukan benda tersebut yakin masih ada benda lainnya.
"Jadi pengakuan ini buka dari satu orang, tapi semua yang gali kubur itu," katanya.
Baca juga: 200 Polisi Dilatih untuk Pengamanan World Superbike 2021 di Mandalika
Pencarian benda-benda artefak, kata Munawar, bertujuan untuk menguak lembar sejarah masyarakat Bima.
Sehingga bisa dijadikan pelajaran.
"Paling tidak akan membuka kembali lembar sejarah kerajaan di Bima," katanya.
Sementara terkait cincin, gelang, dan konde yang ditemukan warga, pihaknya belum menjelaskan detail.
Berdasarkan konsultasi dengan arkeolog di Yogyakarta, benda tersebut kemungkinan merupakan perhiasan sepasang suami-istri.

"Kalau dilihat dari bentuknya itu merupakan peninggalan zaman kerajaan, cincin lama," katanya.
Munawar tidak heran jika banyak benda peninggalan sejarah di sana.
Sebab lokasi tersebut, dahulu merupakan bagian dari kerajaan Bima.
Baca juga: HEBOH Warga Bima Temukan Perhiasan Emas saat Gali Kubur, Diduga Peninggalan Zaman Kerajaan
Daerah tersebut dahulu disebut Ncuhi Banggapupa.

Ncuhi merupakan sebutan bagi penguasa wilayah di zaman kerajaan Bima.
"Istilah raja dulukan ada penguasa wilayah disebut Ncuhi," katanya.
Ada lima penguasa wilayah pada saat itu.
Ncuhi Dara, memegang kekuasaan wilayah Bima tengah.
Ncuhi Parewa, memegang kekuasaan wilayah Bima selatan.
Ncuhi Padolo, memegang kekuasaan wilayah Bima barat.
Ncuhi Banggapupa, memegang kekuasaan wilayah Bima utara.
Baca juga: Warga Diguncang Gempa Magnitudo 3,8 di Lombok Utara
Dan Ncuhi Dorowani, memegang kekuasaan wilayah Bima timur.
Munawar mengatakan, kemungkinan besar perhiasan yang ditemukan warga tersebut merupakan benda milik keluarga Ncuhi.
Atau ada keluarga kaya raya zaman dahulu yang dimakamkan di sana.
Saat ditanya apakah benda itu milik seorang raja, menurutnya sangat kecil kemungkinan.
Kecenderungan benda-benda artefak tersebut merupakan milik penguasa wilayah atau Ncuhi.
Tapi untuk kepastiannya Pemkot Bima akan menunggu hasil riset dan kajian Balai Arkeologi.
Berita terkini di NTB lainnya.
(*)