Pekerja Migran Bermasalah dan Korban TPPO NTB Jadi Prioritas Pemberdayaan

Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah, khususnya korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) mendapat prioritas program pemberdayaan pemerintah.

(Dok. Disnakertrans NTB)
KUNJUNGAN: Tim Asdep Kemenko PMK meninju produk buatan mantan PMI asal NTB, Kamis (16/9/2021). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pekerja Migran Indonesia (PMI) bermasalah, khususnya korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) mendapat prioritas program pemberdayaan pemerintah. 

Presiden Joko Widodo menugaskan Kemenko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), bersama kementrian dan pemerintah daerah mengawal program pemberdayaan.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Provinsi NTB  I Gede Putu Aryadi mengatakan, NTB memiliki program pemberdayaan bagi mantan PMI.

Walau jumlah paketnya masih terbatas.

Baca juga: WASPADA Truk di Sumbawa Ringsek karena Hindari Sapi yang Tiba-tiba Melintas di Jalan

Masing-masing stakeholder memiliki program pemberdayaan masing-masing.

Seperti Disnakertrans, BP2MI, Dinas Koperasi, Dinas Sosial, dan Dinas Perindustrian NTB. 

Tahun 2021, ada 2 paket program pemberdayaan yang dilaksanakan Disnakertrans NTB.

Sedangkan BP2MI memiliki 7 paket pemberdayaan.

Program ini melibatkan 180 orang mantan PMI.

Baca juga: Berkelahi dengan Saudara Kandung saat Mabuk, Pria di Sumbawa juga Ancam Warga Pakai Parang

"Banyak PMI purna yang sukses berwirausaha. Mereka bisa menangkap potensi NTB yang sangat besar, seperti di sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kelautan," ujarnya, saat menerima Asisten Deputi Kemenko PMK, di Mataram, Kamis (16/9/2021).

KUNJUNGAN: Tim Asdep Kemenko PMK meninju produk buatan mantan PMI asal NTB, Kamis (16/9/2021). (Dok. Disnakertrans NTB)
KUNJUNGAN: Tim Asdep Kemenko PMK meninju produk buatan mantan PMI asal NTB, Kamis (16/9/2021). (Dok. Disnakertrans NTB) (Dok. Disnakertrans NTB)

Dalam pertemuan itu, hadir Asisten Deputi Pemenuhan Hak Perlindungan dan Pemberdayaan Perempuan Roos Diana Iskandar.

Juga Asdep Pemberdayaan Pemuda Yohan.

Gede Aryadi mengatakan, program  Disnakertrans NTB yakni menyiapkan SDM kompeten dan produktif.

Baik untuk mengisi kesempatan kerja lokal.

"Maupun untuk mengisi pasar kerja dalam negeri dan luar negeri," katanya.

Penyiapan naker tersebut dilakukan melalui berbagai kegiatan pelatihan kerja.

Pendampingan peningkatan produktivitas.

Baca juga: Prakiraan Cuaca BMKG 33 Kota di Indonesia Jumat, 17 September 2021: Mataram dan Tarakan Hujan Ringan

Hingga pengembangan wirausaha baru.

Pihaknya bersama lembaga pelatihan swasta (LPKS), pelaku industri, serta Forum Komunikasi Lembaga Pelatihan Kerja dan Industri (FKLPKI) melibatkan ratusan lembaga usaha.

"Kami terus berkolaborasi melahirkan naker kompeten sesuai spesifikasi skill yang dibutuhkan dunia usaha," katanya.

Disnakertrans NTB membuat program inovasi dengan nama PePaDu Plus.

Singkatan dari pelatihan dan pemberdayaan tenaga kerja terpadu.

Plus artinya selain pelatihan, juga dilakukan pendampingan, pembekalan manajemen usaha, dan pemberian bantuan peralatan usaha.

Sehingga mereka bisa membangun wirausaha baru.

Mereka bisa mengelola potensi di lingkungannya.

Seperti kopi, rumput laut, dan pisang menjadi produk olahan yang bernilai ekonomi.

Berita terkini di NTB lainnya.

(*)

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved