Berita Lombok

Cari Ketua KPK Firli Bahuri, Mahasiswa di Mataram Sweeping Mobil Para Pejabat

Mahasiswa Mataram cari keberadaan Ketua KPK, meski Firli Bahuri dilaporkan batal hadir dalam acara kepala daerah se-NTB tersebut

Penulis: Sirtupillaili | Editor: wulanndari
TribunLombok.com/Sirtupillaili
Para mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI Mataram memeriksa satu per satu kendaraan dinas rombongan KPK dan kepala daerah se-NTB, di Hotel Golden Palace Lombok, Senin (28/6/2021). 

Sweeping mahasiswa membuat kendaraan dinas pejabat tidak bisa keluar.

Mahasiswa memaksa mobil berhenti di pintu gerbang, lalu memeriksa siapa saja pejabat yang keluar.

Aparat keamaan di lokasi tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.

Baca juga: Cegah Korupsi, Gubernur NTB Minta Jajaran Rajin Konsultasi ke KPK

Baca juga: Ditawar Pria Hidung Belang dengan Harga Mahal, Ariel Tatum Tertawa: Bukan Itu Jalur yang Aku Ambil

Baca juga: Vania Athabina Diperlakukan Istimewa, Venna Melinda Wariskan Bisnis untuk sang Anak Angkat

Mereka pun membiarkan mahasiswa melakukan sweeping asal tidak merusak fasilitas hotel.

Herianto, salah seorang anggota KAMMI mengatakan, mereka mencari wakil ketua KPK yang datang mewakili ketua KPK Firli Bahuri. 

Sweeping dilakukan setelah bersepakat dengan pihak hotel, mahasiswa tidak merusak fasilitasnya.

Dari semua mobil yang diperiksa, mahasiswa kecewa karena tidak satu pun pejabat KPK mereka temukan.

Para mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI Mataram memeriksa satu per satu kendaraan dinas rombongan KPK dan kepala daerah se-NTB, di Hotel Golden Palace Lombok, Senin (28/6/2021).
Para mahasiswa yang tergabung dalam KAMMI Mataram memeriksa satu per satu kendaraan dinas rombongan KPK dan kepala daerah se-NTB, di Hotel Golden Palace Lombok, Senin (28/6/2021). (TribunLombok.com/Sirtupillaili)

Termasuk Wakil Ketua KPK Lili Pintauli Siregar.

Mobil rombongan KPK keluar dari pintu darurat di belakang hotel.

”Di dalam situ wakil ketua KPK bersembunyi, tetapi di hotel ada tiga pintu ternyata ring satunya ada di sana (belakang), saya ke sana tadi tapi dihajar,” katanya.

Saat hendak menghadang di pintu darurat, mahasiswa justru dihadang sejumlah warga.

Mereka diusir warga karena dianggap membuat kerusuhan.

Meski hanya berdiri tanpa melakukan orasi di pintu tersebut.

Mereka pun hanya bisa menghadang lewat pintu depan.

Aksi tersebut dilakukan karena mahasiswa ingin menyampaikan langsung aspirasinya di hadapan pimpinan KPK.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved