Kaget Tertangkap Operasi Premanisme, Ini Pesan Juru Parkir di Lombok kepada Presiden Jokowi
Para juru parkir (Jukir) liar yang terjaring operasi premanisme Polresta Mataram mengaku kaget saat ditangkap.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Dia sadar belum terdata secara resmi diDinas Perhubungan Lombok Barat.
Pemerintah desa pun tidak meminta dirinya menyetor hasil parkir.
”Tidak juga (setor), karena ini dianggap jadi ladang pekerjaan kita,” ujarnya.
Dengan apa yang dialami, Udin dan juru parkir lainnya berharap tidak diproses hukum.
Mereka berharap pengertian pemerintah, apa yang mereka lakukan semata-mata untuk mencari nafkah.
Dia pun meminta kepada Presiden Joko Widodo memperhatikan nasib rakyat kecil seperti dirinya.
Mereka jangan disamakan dengan preman.
Terlebih di masa pandemi Covid-19 sangat sulit mencari pekerjaan.
“Semoga presiden juga mengertilah keadaan sekarang ini. Rakayat kecil didengarlah keluh kesahnya, tidak semuanya kami ini preman,” katanya yang ditujukan untuk Presiden Joko Widodo.
Baca juga: UTS NTB Ciptakan Teknologi Pendeteksi Varian Baru Virus Corona, Cocok untuk Wisata Zona Hijau
Saparudin, juru parkir lainnya di toko Alfamart, depan Polsek Narmada, Lombok Barat.
Dia mengaku dalam sehari mendapatkan Rp 15 ribu dan tidak pernah memaksa orang membayar parkir.
”Berapa seikhlasnya, Rp 1.000 atau Rp 2.000, tidak saya paksa,” katanya.
Hasil markir kendaraan dia pakai untuk diri sendiri.
Tidak setor atau dibagi dengan orang lain.
Dalam operasi premanisme yang digelar Senin (14/6/2021), Tim Puma Polresta Mataram menjaring 86 orang terduga premanisme yang melakukan pungutan liar.