Kaget Tertangkap Operasi Premanisme, Ini Pesan Juru Parkir di Lombok kepada Presiden Jokowi
Para juru parkir (Jukir) liar yang terjaring operasi premanisme Polresta Mataram mengaku kaget saat ditangkap.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Para juru parkir (Jukir) liar yang terjaring operasi premanisme Polresta Mataram mengaku kaget saat ditangkap.
”Saya merasa kaget saja gitu. Namanya kita bekerja (markir), dimana bersalahnya?” kata Mahidin alias Udin (50), salah satu juru parkir alfamart di wilayah Desa Mambalan, Kecamatan Gunungsari, Lombok Barat, yang ditemui di markas Polresta Mataram, Selasa (15/6/2021).
Udin mengaku kaget diangkut polisi karena merasa tidak pernah melakukan perbuatan kriminal.
Bahkan dia merupakan penjaga malam atau penjaga keamanan toko Alfamart tersebut.
Udin menuturkan, dia memang tidak memiliki izin untuk memungut biaya parkir di tempat itu.
Hanya saja, dia memang mendapat rekomendasi pemerintah desa untuk menjaga keamanan tempat itu.
Sembari menjaga keamanan, akhirnya dia nyambi memungut biaya parkir kendaraan di toko tersebut.
“Kalau kartu kita memang tidak ada,” katanya.
Saat menjadi juru parkir, dia mengaku tidak pernah memaksa pemilik kendraan membayar.
Baca juga: 86 Preman dan Jukir Liar Mataram Ditangkap, Uang Receh hingga Kwitansi Pungutan Jadi Bukti
Baca juga: Gubernur NTB Usulkan Pembangunan Bandara di Dompu, Permudah Akes ke Tambora
”Masalah pemakasaan itu tidak pernah, seikhlasnya saja. Malah kita juga ikut bersih-bersih halaman,” katanya.
“Kalau masalah dikasih atau tidak, kami tidak pernah minta. Maksa orang tidak pernah,” katanya.
Dalam sehari Udin bisa mendapatkan uang parkir paling banyak Rp 50 ribu.
Dia mengaku tidak punya pekerjaan lain, selain jaga keamanan sambil parkir kendaraan di tempat itu.
Selama ini, Udin mengaku tidak pernah menyetor hasil parkir ke pihak mana pun.
