Empat Pendaki Palembang Terjebak Longsor di Rinjani, Balai TNGR Imbau Tidak Mendaki Malam Hari
Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriady mengimbau para pengunjung Gunung Rinjani tidak melakukan pendakian pada malam hari
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM – Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (TNGR) Dedy Asriady mengimbau para pengunjung Gunung Rinjani tidak melakukan pendakian pada malam hari.
Pendakian malam hari menurutnya berisiko bagi keselamatan pengunjung.
Terlebih pascagempa 2018, beberapa jalur pendakian sudah berubah.
”Kami mengimbau tidak melakukan pendakian malam, karena ada lokasi yang aman (dan tidak aman) untuk didaki,” kata Dedy, pada TribunLombok.com, Sabtu (5/6/2021).
Baca juga: Terjebak Longsor Gunung Rinjani, 4 Pendaki Asal Palembang Salah Pilih Jalur setelah Gempa Lombok
Imbauan itu dia sampaikan menyusul insiden empat orang pendaki asal Kota Palembang, Sumatera Selatan terjebak longsor pascagempa Magnitudo 4,2 pada Jumat (4/6/2021) malam.
Jika melakukan pendakian siang hari, lanjut Dedy, pengunjung masih bisa melihat-lihat kondisi yang aman bila menghadapi situasi sulit.
Sehingga dia menyarankan pendakian sebaiknya dilakukan ketika siang hari.
Pada malam hari pendaki sebaiknya istirahat untuk camping.
Baca juga: Gempa Magnitudo 4,2 Lombok Tidak Terkait Jawa Timur, BMKG Minta Warga Tenang
”Lokasi camping yang aman itu juga sudah ditentukan,” ujarnya.
Para pendaki diharapkan mengikuti arahan pengelola TNGR supaya tetap aman dan selamat.
Selain itu, Dedy menyarankan bagi pendaki luar Lombok untuk tetap memakai jasa guide lokal.
”Kalau guide lokal kan paham dimana lokasi yang aman,” katanya.
Paling tidak para guide lokal bisa membantu mengarahkan ketika pendaki menghadapi situasi sulit dalam perjalanan.

Baca juga: BREAKING NEWS: Gempa Tektonik Magnitudo 4,2 Guncang Lombok, Getaran Dirasakan Sampai Bali
Sebab mereka sudah sangat paham medan. Dengan demikian, pendaki bisa mengurangi risiko saat mendaki Gunung Rinjani.
(*)