Warga NTB Siap Kirim Mujahid Berjuang ke Palestina, Sekda NTB Siapkan Bebadong
Dukungan warga Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak sekedar aksi solidaritas turun ke jalan, warga juga siap dikirim menjadi mujahid ke Palestina
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Dukungan warga Nusa Tenggara Barat (NTB) tidak sekedar aksi solidaritas turun ke jalan, warga juga siap dikirim menjadi mujahid ke Palestina.
Mujahid dalam Islam merupakan orang yang berjuang untuk agama.
Dalam konteks konflik Palestina - Israel, para mujahid bisa dikirim untuk misi kemanusiaan.
Bahkan warga siap menjadi mujahid untuk berperang langsung melawan Israel.
Muhammad Agus Setiawan, panglima aksi Koalisi Rakyat NTB Bela Palestina mengatakan, mereka akan membentuk tim untuk diberangkatkan ke kedutaan besar.
Baca juga: Ribuan Warga NTB Turun Aksi Bela Palestina, Orasi hingga Galang Donasi
"Kita juga akan membuka posko mujahid untuk diberangkatkan ke Palestina," katanya, Jumat (21/5/2021).
Tonton Juga :
Koalisi Rakyat NTB Bela Palestina, kata Agus, sangat ingin mengirim para mujahid dari NTB ke Palestina.
Tapi tentu mereka harus mendapatkan persetujuan negara.
Baca juga: Rapid Test Kedaluwarsa, Rombongan Bus Ziarah di Pelabuhan Lembar Putar Balik ke Bali
"Apakah nanti diterima atau tidak, itu urusan belakangan, yang penting kita siapkan orang yang siap berangkat," katanya.
Posko pendaftaran mujahid tersebut akan dibuka di dua lokasi.
Lokasi pertama di Islamic Center NTB dan Masjid Agung Praya, Lombok Tengah.
Para mujahid, kata Agus, bisa dikirim sebagai relawan kemanusiaan.
"Tapi jika diizinkan mereka ingin menjadi mujahid (berperang)," katanya.
Terkait rencana tersebut, Sekda Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi mengatakan, pemerintah daerah akan melihat perkembangan kebijakan pemerintah pusat.
"Sambil mencermati keadaan, kita ikuti garis kebijakan pemerintah dan langkah-langkah konkret selanjutnya," kata Gita.
Kebijakan pemerintah daerah tentu harus sejalan dengan pemerintah Indonesia.
"Kalau pun itu harus terjadi kan kita persiapkan, untuk tidak (berangkat) dengan tangan kosong di sana. Minimal kita siapkan 'bebadong' (jimat kebal orang Sasak) atau apa," katanya.
Gita melihat apa yang terjadi di Palestina bukan peperangan, tetapi lebih pada upaya pemusnahan manusia.
Bangsa Indonesia sendiri menentang penjajahan di atas dunia.
Sehingga apa yang dialami rakyat Palestina juga menjadi duka warga di NTB.
(*)