Perdagangan Orang di NTB
Termakan Tipu Daya Tekong, Korban TPPO Kantongi Paspor ‘Kosong’
Kala itu, Husniyah sedang kepepet. Dia membutuhkan uang untuk membiayai buah hatinya, Layla (18), seorang anak berkebutuhan khusus.
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Wulan Kurnia Putri
”Sampai saya berdoa, ya Allah jatuhkanlah satu bom ke tempat ini biar saya bisa keluar,” kata Husniyah.
Karena terus protes dan tidak mau disuruh bekerja, Husniyah akhirnya dipulangkan agen ke Indonesia.
Sampai di Bandara Surabaya, Husniyah sudah ditunggu petugas kepolisian.
Di sana dia diinterogasi dan menceritakan semua pengalamannya ke petugas.
”Ternyata paspor saya ini kosong semua (bukan pelancong atau pekerja). Padahal ini saya pakai berangkat dari Lombok sampai Arbil (Irak). Ternyata pakai keterangan palsu, saya tidak tahu,” katanya, heran.
Husniyah pun sangat terpukul dengan kenyataan itu. Selama ini dokumen perjalanan diuruskan pihak sponsor dan agen.
Merasa tertipu, Husniyah sangat kecewa dan kesal dengan sponsor yang memberangkatkannya.
Mereka mengatakan sejak awal berangkat secara resmi. Semua dokumen pemberangkatan diurus mereka.
Tapi kenyataan Husniyah dibuat luntang lantung di negeri orang tanpa kepastian. Bahkan nyawa mereka menjadi taruhan karena dikirim ke negara konflik.
Pulang ke kampung halaman, dia kini amat terbebani dengan utang puluhan juta. Semua itu harus ditanggung sendiri.
”Saya sekarang setiap hari jadi pemulung sampah untuk bertahan hidup,” katanya.
(*)