Sepakat Damai, Warga Tetap Minta Pabrik Tembakau di Wajageseng Lombok Tengah Ditutup

Warga tetap meminta pabrik tembakau UD Mawar Putra di Desa Wajageseng Lombok Tengah ditutup

TribunLombok.com/Sirtupillaili
KASUS TEMBAKAU: Fatimah (depan) keluar dari kantor Kejari Lombok Tengah, usai proses mediasi dengan pemilik UD Mawar Putra, Jumat (5/3/2021). 

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Sirtupillaili

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Meski empat ibu-ibu di Desa Wajageseng, Kabupaten Lombok Tengah sepakat damai dengan bos pabrik tembakau UD Mawar Putra, warga tetap meminta aktivitas pabrik dihentikan.

”Kami ingin pabrik itu ditutup karena merusak organ tubuh manusia, terutama anak-anak,” ujar Fatimah, ibu rumah tangga terdakwa kasus pelemparan pabrik tembakau, di kantor Kejaksaan Negeri (Kejari) Lombok Tengah, Jumat (5/3/2021).

Fatimah mengaku, mereka memang sepakat damai dan saling memaafkan hanya dalam kasus pelemparan pabrik saja.

Tapi terkait operasional pabrik, mereka menginginkan tidak ada lagi aktivitas yang mengganggu kesehatan dan kenyamanan warga.

Baca juga: Akhir Cerita Kasus 4 Ibu-ibu dan Bos Tembakau di Lombok Tengah, Sepakat Damai dan Saling Memaafkan

”Semua warga merasakan, tidak hanya anak-anak,” katanya.

Warga mengeluhkan bau menyengat dari proses pabrik UD Mawar Putra di perkampungan mereka.

Bau menyengat tembakau dirasakan setiap hari.

Tapi saat kasus ini menjadi viral, dia menduga pabrik mengurangi aktivitas yang menimbulkan bau menyengat itu.

Baca juga: Baru Kenal 6 Bulan, Gadis 17 Tahun Dinodai Pacarnya Dua Kali, Dijanjikan Akan Dinikahi

”Baunya itu masuk ke dalam rongga tubuh manusia,” katanya.

Meski Dinas Kesehatan NTB dan timnya menyatakan tidak ada pencemaran, Fatimah mengaku tidak tahu bagaimana sistem pemeriksaan.

Tapi yang jelas mereka benar-benar merasakan dampaknya setiap hari di sana.

Mulai dari sesak napas, tenggorokan kering, dan batuk-batuk.

Bahkan Maulida Nurbaiti (8), anaknya kini mengalami lumpuh, sesak dan batuk karena setiap hari menghirup bau menyengat dari pabrik.

Fatimah menduga anaknya sakit karena terdampak aktivitas pabrik.

Sumber: Tribun Lombok
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved