Ritual Pemasuh Alam, Cara Masyarakat Sasak Jaga Keharmonisan Manusia dan Alam
Masyarakat adat Sasak punya cara khusus untuk menjaga keharmonisan hubungan manusia dan alam dengan ritual Pemasuh Alam Gumi Paer Gunung Rinjani
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
Laporan wartawan Tribulombok.com, Sirtupillaili
TRIBULOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Masyarakat adat Sasak punya cara khusus untuk menjaga keharmonisan hubungan manusia dan alam.
Upacara itu dikenal dengan ritual Pemasuh Alam Gumi Paer Gunung Rinjani.
Awal pekan lalu, ritual tersebut digelar di Bale Beleq Medas, Desa Obel-Obel, Kecamatan Simbelia, Kabupaten Lombok Timur.
Acara itu dihadiri sekitar 300 orang.
Para tokoh seperti Amak Lopak (Pertapa Gunun Batoa), para kiyai Gunung Rinjani, pemangku adat dari Medas, Desa Sembalun, Desa Sajang, Desa Biloq Petung, Desa Bayan, serta masyarakat setempat.
Baca juga: Selain Wisata Senggigi, Lombok Punya Kawasan Sekotong yang Lebih Eksotis
Mereka tumpah ruah di acara itu.
Ritual Pemasuh Alam dimulai sejak hari Minggu (8/11/2020), yang dipimpin para kiyai, pemangku, dan toaq lokaq Gunung Rinjani.
Dilanjutkan upacara penyembelihan kerbau.
Malam harinya dilakukan pembacaan lontar dan tembang-tembang alam.
Puncak acara digelar Senin (9/11/2020).
Hadir Wakil Bupati Lombok Timur H Rumaksi dan Anggota DPD RI Evi Apita Maya.
Tujuan Ritual
Sementara itu, Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) NTB Wahyudi Adisiswanto dalam acara itu mengatakan, ia merasa terhormat ada di tengah masyarakat yang cinta sama budayanya.
"Seharusnya saya yang mengunjungi para sesepuh dan kiyai meminta petunjuk serta doa-doa bagi keselamatan negeri yang tercinta ini," ujarnya.
Wahyudi menyampaikan, pentingnya adat untuk mengatur hubungan manusia dengan alam yang selama ini sering terlupakan.
"Acara ritual suci semacam ini merupakan acara penting untuk memohonkan doa keselamatan seluruh bangsa Indonesia," ujarnya.
Ia pun menyampaikan rasa syukur dan hormatnya kepada budayawan pelestari alam khususnya Mamiq Kane, sesepuh Laskar Sasak.
Baca juga: Kabinda NTB Dorong Pelestarian Budaya untuk Mengikat Rasa Nasionalisme
"Dari orang-orang tersebut saya telah diperkenalkan adat budaya Sasak serta alam lingkungannya," katanya.
Dalam acara itu, masyarakat Adat Gumi Paer Rinjani bersepakat membentuk Laskar Adat Gumarang Rinjani.
Peresmian laskar adati tandai dengan penyerahan Pasaka Rinjani kepada pimpinan Laskar, Muhammad Zuaidi alias Heidy Sembah Ulun.
“Tujuannya laskar adat ini untuk menjaring keterlibatan aktif generasi muda, supaya lebih peduli terhadap alam, lingkungan, dan tradisi adiluhung bangsa Sasak," kata Heidy Sembah Ulun.
"Jadi ini bukan laskar mau berkelahi atau pamswakarsa untuk tujuan politik,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Lombok Timur H Rumakai mengatakan, tanah Rinjani adalah tanah sakral yang harus dijaga dan diperhatankan kelestariannya.
Itu hanya bisa dilakukan orang yang paham gunung dan tinggal di gunung.
"Adat dan tradisinya harus dihormati," ujarnya.
Pemerintah akan berupaya membuat kebijakan yang ramah lingkungan dan berpihak pada masyarakat adat.
(*)