Mengenal Sosok M Zainuddin Abdul Madjid, Pahlawan dari NTB yang Mendirikan Ponpes Para Pejuang
Tuan Guru Kiyai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan satu-satunya pahlawan nasional asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
Penulis: Sirtupillaili | Editor: Maria Sorenada Garudea Prabawati
Laporan wartawan Tribunlombok.com, Sirtupillaili
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Tuan Guru Kiyai Haji (TGKH) Muhammad Zainuddin Abdul Madjid merupakan satu-satunya pahlawan nasional asal Nusa Tenggara Barat (NTB).
Perjuangannya dalam merebut dan mengisi kemerdekaan Indonesia membuat pemerintah Indonesia menganugerahkan gelar pahlawan nasional tahun 2017 silam.
Bagi masyarakat Lombok, pendiri organisasi Nahdlatul Wathan (NW) ini merupakan sosok ulama karismatik yang cukup berpengaruh.
Lalu bagaimana sebenarnya sepak terjang TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid?
Berikut rangkuman profil singkat sosok TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid yang dihimpun dari data-data Dinas Sosial Provinsi NTB.
- Nama kecil TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah Muhammad Saggaf. Ia dilahirkan di Kampung Bermi, Desa Pancor, Lombok Timur, Rabu, 18 Rabi'ul Awal 1316 Hijriah, bertepatan dengan 20 April 1908.
- Belajar ke Makkah, Arab Saudi selama 11 tahun, dari tahun 1923 - 1934. Dari sana tumbuh dalam dirinya benih nasionalisme-religius.
- Pulang dari Makkah tahun 1934, ia mendirikan Pesantren al-Mujahidin yang berarti Pesantren Para Pejuang.
- Tahun 1936, mengajukan izin pembukaan Nahdalatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) kepada Pemerintah Kolonial Hindia Belanda Controlier Oost Lombok.
- NWDI resmi beroperasi tanggal 15 Jumadil Akhir 1356 H atau 22 Agustus 1937, dengan tiga tingkatan yakni Ilzamiyah, Tahdiriyah dan Ibtidaiyah.
- Berdirinya NWDI menjadi sejarah baru bagi pendidikan Islam NTB yang menerapkan sistem klasikal dan klasifikasi siswa seperti Sekolah Rakyat.

- Tahun 1943, ia mendirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah, tepatnya pada tanggal 15 Rabi'ul Awal 1362 H atau 21 April 1943. Madrasah ini merupakam madrasah khusus kaum perempuan.
- Tahun 1945 - 1950, melalui kedua madrasah yang didirikan, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di masa revolusi.
- Selain itu, ia pun merintis perjuangan pendidikan kebangsaan Indonesia berbasis kearifan lokal.
- Tahun 1946, mendirikan laskar perjuangan yang di namakan "Al-Mujahidin" yang dipimpin adiknya TGH Muhammad Faisal.
- Laskar ini beranggotakan guru dan santri madrasan NWDI, NBDI, dan jamaah pengajian.
- Laskar Mujahidin bergabung dengan gerakan Banteng Hitam, Badan Keamanan Rakyat, dan kelompok pejuang lainnya yang melakukan penggempuran ke tangsi militer NICA pada 7 Juni 1946.
- Tahun 1947, ia bergabung sebagai anggota misi kehormatan haji negara Indoesia Timur (NIT), sesuai surat keputusan Presiden NIT Tjokorda Gde Raka Soekawati tanggal 27 September 1947.
- Tahun 1947, bersama Saleh Sungkar mendirikan Persatuan Umat Islam Lombok (PUIL).
- TGKH. Zainuddin Abdul Madjid sebagai Ketua Dewan Syuriah (Penasehat) dan Saleh Sungkar sebagai ketua pengurus.
- Tahun 1949-1950, bergabung dalam Partai Masyumi dan bersama-sama dengan Saleh Sungkar
- Sejak tahun 1950 TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tercatat sebagai Konsulat (Pimpinan Pengurus) Nahdalatul Ulama Provinsi Sunda Kecil.
- Tahun 1953, mendidikan Organisasi Ormas Nahdaltul Wathan (NW), tepatnya tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H atau 1 Maret 1953.
- NW berkembang menjadi ormas Islam terbesar di Lombok dan sampai saat ini sudah menyebar di hampir seluruh wilayah Indonesia
- Selanjutnya 1955 - 1959, ia menjadi anggota Dewan Konstituante mewakili Partai Masyumi.
- Perjuangannya di bidang pendidikan tidak terhenti, tahun 1964 mendirikan Akademi Pedagogik Nahdalatul Wathan.
- Tahun 1965, mendirikan Ma'had Darul Qur'an Wal Hadits (MDQH) Al-Majidiyah Asy-Syafi'iyah Nahdaltul Wathan.
- Maulanasyeikh juga aktif mengisi kemerdekaan. Tahun 1972 – 1982, Ia menjadi anggota MPR RI dua periode.
- Selanjutnya 1971 - 1982, Ia menjadi Dewan Pertimbangan MUI RI.
Baca juga: Angin Puting Beliung Amuk Empat Kecamatan di Sumbawa, 108 Rumah Rusak dan 3 Warga Terluka
Baca juga: Sambut MotoGP Mandalika, 100 Pengrajin di Lombok Diberi Pelatihan
- Perjuangannya untuk membebaskan masyarakat dari keterbelakangan terus dilakukan. Berbagai lembaga pendidikan dirintisnya.
- Tahun 1971 mendirikan Ma'had Lil Banat. Enam tahun berikutnya, tahun 1977, mendirikan Universitas Hamzanwadi dan STKIP Hamzanwadi, serta Sekolah Tinggi Ilmu Syari'ah Hamzanwadi tahun 1978.
- Tahun 1982, ia mendirikan Yayasan Pendidikan Hamzanwadi
- Kemudian tahun 1986, mendirikan Universitas Nahdalatul Wathan, Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Hamzanwadi dan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah Hamzanwadi
- TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid wafat pada tanggal 21 Oktober 1997 dan dimakamkan di Lombok Timur.
Berbagai penghargaan dari negara telah diterimanya, antara lain piagam penghargaan dan medali pejuang pembangunan oleh pemerintah RI, tahun 1995.
Piagam tanda kehormatan Bintang Maha Putra oleh Presiden Republik Indonesia, tanggal 24 November 2000.
Serta dianugerahi gelar pahlawan nasional, tanggal 6 November 2017, sesuai keputusan Presiden Nomor 115 Tahun 2017.
(*)