Bacaan Doa

Bacaan Doa Saat Hujan Petir dan Angin Kencang

Saat hujan mulai turun, umat Muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT, memohon perlindungan

Editor: Laelatunniam
TRIBUNLOMBOK.COM
BACAAN DOA - Kondisi Jalan Raya Monjok, Kota Mataram saat hujan lebat disertai angin kencang pada 2022 lalu. Saat hujan mulai turun, umat Muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT, memohon perlindungan dari dampak buruk hujan. 

TRIBUNLOMBOK.COM - Hujan adalah salah satu karunia dari Allah SWT yang diberikan kepada seluruh makhluk-Nya.

Di samping sebagai rahmat, hujan juga bisa menjadi bentuk peringatan atau ujian bagi manusia. Misalnya, hujan lebat yang turun secara terus-menerus berpotensi menimbulkan banjir dan kerugian.

Saat hujan mulai turun, umat Muslim dianjurkan untuk memanjatkan doa kepada Allah SWT, memohon perlindungan dari dampak buruk hujan, terutama bagi mereka yang berada di perjalanan saat hujan deras melanda.

Hujan juga dianggap sebagai tanda kebesaran Allah SWT, sebagaimana disebutkan dalam Surat An-Nur ayat 43.

“Dan (penuh) kasih sayang-Nya, maka Engkau melihat kilat, dan dari celah-celah awan (menghasilkan) hujan, lalu Dia menimpakan hujan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan memalingkannya dari siapa yang dikehendaki-Nya; kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan.” (QS. An-Nur: 43)

Dalam buku Kitab Induk Doa dan Zikir Terjemah Kitab al-Adzkar karya Imam an-Nawawi terdapat doa-doa yang dapat dipanjatkan ketika hujan deras.

Doa Ketika Hujan Deras

اللَّهُمَّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا، اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Allāhumma ḥawālainā walā ‘alainā, Allāhumma ‘alal-ākāmi waẓ-ẓirābi wa buṭūnil-audiyati wa manābiti asy-syajar.

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan di atas kami. Ya Allah, turunkanlah di bukit-bukit, gunung-gunung, lembah-lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Doa Ketika Hujan Turun
اللَّهُمَّ صَيِّبًا نَافِعًا

Allāhumma ṣayyiban nāfi‘an

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan yang bermanfaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Doa Hujan Disertai Angin Kencang

اَللهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَمَا اُرْسِلَتْ بِهِ وَاَعُوْذُبِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّمَا فِيْهَا وَشَرِّمَا اُرْسِلَتْ بِهِ

Allaahumma innii as-aluka khoirohaa wa khoiro maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih. Wa-a'uudzubika min syarrihaa wa syarri maa fiihaa wa khoiro maa ursilat bih.

Artinya: "Ya Allah, saya memohon kepada-Mu kebaikan angin ini, kebaikan yang ada di dalamnya, dan kebaikan yang Engkau kirim bersamanya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan angin ini, kejahatan yang ada di dalamnya, dan kejahatan yang Engkau kirim bersamanya."

Doa Hujan Disertai Petir

سُبْحانَ الَّذي يُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالمَلائِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ"
Subhaanal ladzii yusabbihur ra'du bihamdihii wal malaa-ikatu min khiifatih.

Artinya: "Mahasuci Allah, Yang petir bertasbih dengan memuji kepada-Nya, dan para malaikat takut kepada-Nya."

Doa Perlindungan dari Bencana

اللّٰهُمَّ احْفَظْنَا مِنَ الْبَلَاءِ وَالْمِحَنِ، وَقِنَا شَرَّ الْفِتَنِ
Allāhumma iḥfaẓnā minal-balā’i wal-miḥan, waqinā syarra al-fitan.

Artinya: “Ya Allah, lindungilah kami dari bencana dan cobaan, serta jauhkan kami dari fitnah dan kejahatan.”

Doa Setelah Hujan Reda

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ
Muthirnaa bifadhlillaahi wa rahmatihi.

Artinya: "Kami telah diberi hujan karunia dan rahmat Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)

Makna Hujan dalam Islam

Kementerian Agama Kanwil Aceh menjelaskan bahwa ketika hujan turun merupakan waktu yang mustajab untuk berdoa.

Karena itu, setiap muslim dianjurkan untuk berdoa ketika hujan turun, baik dengan memanjatkan doa turun hujan atau doa lainnya.

Dalam hadis dan ayat-ayat Al-Qur'an disebutkan tentang makna hujan sebagai berkah, rahmat, dan ujian bagi manusia.

“Dan telah menceritakan kepada kami Yaḥya b. Yaḥya telah mengabarkan kepada kami Ja'far b. Sulaimān dari Tsābit al Bunānī dari Anas ia berkata; Kami diguyur hujan ketika bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, beliau membuka pakaiannya sehingga terkena hujan, lalu kami pun bertanya, "Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan hal itu?" beliau menjawab: "Karena hujan ini baru saja turun dari tuhannya." (HR. Muslim, no. 898)

Riwayat lain menyebutkan bahwa hujan yang membawa bencana pernah terjadi pada masa Rasulullah SAW.

Saat itu terjadi kelaparan di Madinah dan Rasulullah SAW diminta untuk berdoa kepada Allah untuk menurunkan hujan.

Dari Anas bin Malik r.a., bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW ketika beliau mengimami khutbah Jumat dan berkata: “Hewan ternak telah mati dan jalan-jalan terputus; mohon doakan kepada Allah agar menurunkan hujan.” Maka Nabi SAW mengangkat kedua tangannya lalu berdoa: “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, turunkanlah hujan kepada kami, turunkanlah hujan kepada kami.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Riwayat lain menyebutkan hujan itu turun selama berhari-hari, mengakibatkan banjir, merobohkan banyak bangunan, dan menenggelamkan harta benda.

Rasulullah diminta untuk kembali berdoa kepada Allah, memohon agar hujan itu tidak mengguyur daerah pemukiman dan mengalirkan airnya ke luar wilayah tersebut.

Dari Anas bin Malik r.a., ia berkata: Kami pernah bersama Rasulullah SAW ketika turun hujan. Beliau menyingkap sebagian pakaiannya agar terkena air hujan. Kami bertanya, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau melakukan itu?” Beliau menjawab, “Karena hujan ini baru saja diciptakan oleh Rabb-ku.”

Lalu pada hari Jumat berikutnya, seorang laki-laki datang dan berkata: “Wahai Rasulullah, harta benda telah binasa dan jalan-jalan terputus karena hujan; mohon berdoalah agar Allah menahan hujan ini dari kami.” Maka Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya dan berdoa:

“Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami dan bukan di atas kami. Ya Allah, turunkanlah di bukit-bukit, gunung-gunung, lembah-lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan.”

Maka awan pun berpencar menjauh dari Madinah seperti cincin mengelilinginya, dan hujan turun di sekitarnya tetapi tidak di atas kota. (HR. Bukhari dan Muslim)

 

Sumber: Tribun Lombok
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved