Bacaan Doa
Doa Suami Istri Sebelum Berhubungan Badan agar Terhindar dari Gangguan Setan
Dalam Islam, suami istri dianjurkan untuk memanjatkan doa sebelum berhubungan intim.
TRIBUNLOMBOK.COM - Dalam Islam, suami istri dianjurkan untuk memanjatkan doa sebelum berhubungan intim.
Anjuran ini merupakan bagian dari adab yang diajarkan agar setiap aktivitas, termasuk hubungan suami istri, dilandasi dengan niat ibadah dan perlindungan dari Allah SWT.
Istilah hubungan suami istri yang sah dalam bahasa Arab disebut jima‘ (جماع), yang merujuk pada hubungan badan dalam ikatan pernikahan.
Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) juga telah mencantumkan bacaan doa sebelum berjima‘ dalam buku Kumpulan Doa Sehari-hari yang diterbitkan pada tahun 2013, sebagai pedoman bagi umat Muslim dalam menjalani kehidupan sehari-hari sesuai tuntunan agama.
Sementara itu, dalam Al-Qur’an Surah Ar-Rum ayat 21, Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan pasangan hidup agar manusia dapat menemukan ketenangan, cinta, dan kasih sayang di antara mereka.
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir.” (QS. Ar-Rum: 21)
Etika jima' antara suami-istri yang sah dalam Islam dijelaskan dalam kitab-kitab fiqh.
Aktivitas tersebut dapat dilakukan ketika istri dalam keadaan suci (tidak haid), sebagaimana disebutkan dalam Surat Al-Baqarah ayat 222.
“Mereka menanyakan kepadamu (Nabi Muhammad) tentang haid. Katakanlah: ‘Itu adalah suatu kotoran.’ Maka jauhilah wanita pada waktu haid, dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah. Sungguh, Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri." (QS. Al-Baqarah: 222)
Selain itu, suami dan istri dianjurkan untuk berdoa terlebih dahulu sebelum jima' agar terhindar dari gangguan setan.
Doa sebelum berhubungan suami istri diambil dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab al-Jima', yang menyebutkan bahwa Rasulullah mengajarkan doa tersebut.
Dari Ibnu Abbas r.a., Rasulullah bersabda: "Seandainya salah seorang di antara kalian, ketika hendak menggauli istrinya, membaca: ‘Bismillāh, Allāhumma jannibnā asy-syayṭān, wa jannibi asy-syayṭāna mā razaqtanā’ (Dengan nama Allah, ya Allah jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah setan dari anak yang Engkau rezekikan kepada kami), kemudian ditakdirkan dari hubungan itu lahir seorang anak, maka setan tidak akan pernah membahayakannya selamanya." (HR. Bukhari)
Doa sebelum melakukan jima' disebutkan dalam buku Kumpulan Doa Sehari-hari.
Doa Sebelum Berhubungan Suami Istri
بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا
Bismillāh, Allāhumma jannibnā asy-syayṭān, wa jannibi asy-syayṭāna mā razaqtanā.
Artinya: "Dengan nama Allah, ya Allah; jauhkanlah kami dari gangguan syaitan dan jauhkanlah syaitan dari rezki (bayi) yang akan Engkau anugerahkan pada kami." (HR. Bukhari)
Larangan saat Berhubungan Suami Istri (Jima')
Dalam skripsi berjudul Pandangan Hukum Islam Terhadap Istri yang Menolak Berhubungan Seksual dengan Suami yang Nusyuz oleh Juliani Herlinda, mahasiswi jurusan Hukum Keluarga Islam di Fakultas Syar'ah dan Ekonomi Islam, IAIN Curup tahun 2020, dijelaskan sejumlah larangan ketika pasangan suami dan istri yang sah hendak melakukan jima'.
1. Menggauli istri ketika haid atau nifas
Seorang suami dilarang melakukan jima' dengan istrinya ketika sang istri sedang haid atau menstruasi.Mereka juga dilarang bersetubuh ketika istri dalam keadaan nifas, yaitu keluarnya darah dari kemaluan setelah melahirkan.
Hal ini karena ketika haid/nifas, tubuh wanita mengalami perubahan seperti mual, pusing, nyeri, pegal-pegal dan rentan terhadap infeksi pada bagian kemaluan.
2. Jima' pada bagian dubur
Suami dilarang menyetubuhi istri dari dubur karena hal ini haram menurut syariat Islam. Selain itu, dubur merupakan alat pembuangan, yang merupakan tempat komunitas bakteri terbesar di tubuh manusia. Dubur juga tidak memproduksi cairan alami sehingga dapat terluka.
3. Jima' di siang hari pada bulan Ramadhan
Selama bulan Ramadhan, pasangan suami istri dilarang melakukan hubungan badan di siang hari karena dapat membatalkan puasa. Jika melakukannya, maka mereka lebih mementingkan nafsu duniawi daripada kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan.
“Dihalalkan bagi kalian pada malam hari berpuasa untuk mendatangi istri-istri kalian; mereka adalah pakaian bagi kalian dan kalian adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwa kalian sering menipu diri sendiri, maka Dia menerima taubat kalian dan mengampuni kalian. Maka sekarang, campurilah mereka dan carilah apa yang telah ditetapkan Allah untuk kalian. Makan dan minumlah sampai terang bagi kalian benang putih dari benang hitam (tanda fajar), kemudian sempurnakanlah puasa sampai malam...." (QS. al-Baqarah: 187)
4. Jima' saat itikaf dan ihram
Itikaf adalah kegiatan berdiam diri di masjid untuk beribadah, biasanya dilakukan di bulan Ramadhan. Pasangan suami istri yang sedang beritikaf dilarang untuk melakukan jima', baik di dalam masjid mau pun di luar masjid.
"....Janganlah kalian mendekati mereka (berhubungan intim) sedang kalian i’tikaf di masjid. Itulah batas-batas Allah; janganlah kalian mendekatinya. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada manusia agar mereka bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 187)
Larangan jima' juga berlaku bagi suami istri yang melakukan ibadah haji sejak ihram atau mengenakan pakaian haji.
Barangsiapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu mengerjakan haji maka tidak boleh rapats (mengeluarkan perkataan yang membangkitkan birahi atau bersetubuh), berbuat pasik dan berbantah-bantahan didalam masa mengerjakan haji. (QS. Al Baqarah: 197)
Adab Ketika Jima'
Dalam ajaran Islam, diajarkan adab ketika pasangan suami istri yang sah hendak melakukan jima'.
Tujuannya agar keduanya merasa nyaman dan terhindar dari gangguan setan, seperti dijelaskan dalam skripsi berjudul Batas Minimal Kewajiban Suami dalam Menggauli Istri Perspektif Fikih Munakahat oleh Alfin Alfatih Kholison, mahasiswa jurusan Syariah konsentrasi Perbandingan Mazhab di Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar tahun 2024.
1. Merayu pasangan
Merayu pasangan sebelum jima' diperbolehkan dengan menggunakan kata-kata yang penuh kasih sayang. Namun, perlu menghindari perilaku berlebihan untuk merayu pasangan.
2. Berdoa
Sebelum melakukan jima', pasangan suami istri dianjurkan untuk berdoa agar tidak diganggu oleh setan. Jika Allah menghendaki pasangan tersebut untuk memiliki anak, maka setan tidak akan mencelakainya.
3. Menutupi tubuh dengan selimut
Setelah melepas pakaian, pasangan suami istri dianjurkan untuk menutupi tubuh dengan selimut ketika jima'. Suami tidak boleh menggauli istri ketika ia masih berbusana, namun dianjurkan untuk melakukannya dengan ditutupi selimut.
4. Membersihkan diri sebelum dan setelah jima'
Pasangan suami istri yang sah sebaiknya membersihkan diri sebelum melakukan jima'. Hal ini karena bau badan yang tidak sedap dapat menurunkan keinginan untuk jima'. Setelah berjima', mereka dianjurkan untuk membersihkan diri dan berwudhu.
5. Haram membuka rahasia
Rasulullah mengharamkan bagi suami dan istri untuk menyebarkan rahasia dan apa yang terjadi di antara mereka kepada orang lain, termasuk rahasia hubungan intim mereka.
Hal ini termasuk hal yang paling buruk dalam hubungan keluarga karena dapat merendahkan kehormatan antara suami dan istri.
“Sesungguhnya manusia yang paling buruk kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah seorang lelaki yang menggauli istrinya dan istrinya menggaulinya, kemudian ia menyebarkan rahasia istrinya.” (HR. Muslim no. 1437)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Doa sebelum Berhubungan Suami Istri,

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.