Banjir Kota Mataram dan Lombok Barat

Pemkot Mataram Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Banjir Selama 14 Hari

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

DAMPAK BANJIR - Penampakan rumah warga terdampak banjir di Kelurahan Bertais Kota Mataram, Senin (8/7/2025). Data BPBD Kota Mataram, sekitar 7.676 rumah terendam banjir, dan 30.681 jiwa mengungsi.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA MATARAM - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram menetapkan status tanggap bencana banjir selama 14 hari.

Pelaksana Tugas (Plt) Kalak BPBD Kota Mataram, Muzaki mengatakan, status tanggap bencana ini dikeluarkan guna mempermudah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait untuk melakukan penanganan cepat dampak banjir bandang.

"Penetapan status tanggap bencana ini untuk memudahkan penanganan dalam mengerahkan personel yang ada sesuai regulasi,” ucap Muzaki setelah dikonfirmasi, Selasa (8/7/2025).

Status tanggap bencana ini sewaktu-waktu bisa ditingkatkan jika terjadi situasi terburuk untuk mengantisipasi potensi bencana susulan.

“Tetapi juga bisa tidak diperpanjang, jika kondisi pasca bencana banjir mulai membaik,” katanya.

Baca juga: Warga Karang Tumbuk Mayura Tumpuk Sampah Sisa Banjir di Tengah Jalan, Protes Lambannya Penanganan

BPBD Kota Mataram telah membentuk satu posko tanggap darurat di halaman Pendopo Wali Kota Mataram di Jalan Pejanggik. 

Posko ini dibuat satu agar tetap terpusat dan memudahkan koordinasi dengan semua pihak. 

Sementara untuk posko di lingkungan dan kelurahan sifatnya sementara.

Muzaki menuturkan, sekitar 7.676 rumah terendam banjir, dan 30.681 jiwa mengungsi.

Dampak banjir meliputi Kecamatan Sandubaya di Kelurahan Bertais, Selagalas, Babakan, Abian Tubuh, Mandalika, Dasan Cermen, hingga Turida.

Kecamatan Mataram di Kelurahan Pagutan, Pagutan Timur, Pagesangan Timur dan Mataram Timur.

DAMPAK BANJIR - Kepala Dinas PUPR NTB Sadimin saat meninjau jalan rusak yang terdampak banjir Kota Mataram, pada Senin (7/7/2025). (Dok.PUPR NTB)

Kecamatan Selaparang di Kelurahan Dasan Agung Baru dan Gomong.

Kecamatan Cakranegara meliputi Kelurahan Karang Taliwang, Mayura, Cakranegara Selatan Baru, dan Cakranegara Barat. 

Sedangkan di Kecamatan Sekarbela antara lain Kelurahan Kekalik Jaya, Karang Pule, Tanjung Karang, dan Jempong Baru.

"Secara keseluhan, ada sekitar 30 titik lokasi pengungsian warga. Ada yang di masjid, sekolah, rumah warga, dan beberapa fasilitas umum lainnya," sebutnya.

Warga Cakranegara mengungsi ke sejumlah titik yakni 30 warga Kelurangan Karang Taliwang mengungsi di SDN 24 Cakranegara, 331 warga Mayura mengungsi di Pamotan, 17 warga Cakranegara Selatan Baru mengungsi di Mambalan dan Abian Tubuh. 

Sementara itu, total 251 orang terdampak di Kelurahan Cakranegara Selatan Baru dan Cakranegara Barat.

Di Kecamatan Sekarbela, ada 16 ribu warga yang terdampak banjir di Kelurahan Tanjung Karang dan Karang Pule. 

Ada 76 warga di Kelurahan Kekalik mengungsi di Panti Jompo, dan 32 warga Jempong Baru mengungsi di Asrama Haji.

Warga terdampak banjir di Kecamatan Sandubaya tercatat ada 95 KK di Kelurahan Selagalas, 93 KK di Kelurahan Mandalika, 34 KK di Kelurahan Dasan Cermen, dan 2.072 KK di Kelurahan Abian Tubuh Baru. 

6 ribu korban dari perumahan di Kelurahan Selagalas yang menjadi korban banjir.

Di Selagalas, ada 201 unit rumah terendam (banjir) setinggi 1 meter hingga 3 meter di Kelurahan Selagalas. 

"Kebutuhan mendesak bagi warga terdampak banjir di antara lain makanan siap saji, air mineral, terpal, selimut dan tikar," tutup Muzaki. 

(*)

Berita Terkini