Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah
TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Rencana pemerintah daerah untuk mengatasi krisis pengelolaan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok di Desa Suka Makmur, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat ditanggapi warga sekitar.
Salah satu perwakilan warga lingkar TPA, M Zaini mengatakan, kondisi TPA yang sudah overload (kelebihan kapasitas) sudah terjadi sejak lama.
Bahkan seingat dia, sejak beroperasinya landfill dua sudah tiga kali dilakukan optimalisasi.
"Seharusnya yang dilakukan setelah tiga kali optimalisasi penutupan. Kalau sekarang dilakukan optimalisasi untuk membuat umur TPA sampai Desember pemerintah harus kalkulatif, berapa sampah yang masuk ke sana dalam rentang waktu itu," kata Zaini, kepada TribunLombok.com, Sabtu (10/5/2025).
Setiap harinya sampah dari Kota Mataram mencapai 300 ton yang masuk ke TPA Kebon Kongok, ditambah dari Kabupaten Lombok Barat.
Dia juga meminta pemerintah memperhatikan dampak dari optimalisasi yang terus menerus dilakukan untuk membuat umur TPA lebih panjang, salah satunya dampak lingkungan yang menyebabkan air sumur warga di sana tercemar.
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) bersama Pemerintah Kabupaten Lombok Barat, dan Kota Mataram sudah bertemu untuk membahas persoalan ini.
Dalam waktu dekat mereka akan melakukan optimalisasi sisa landfill di TPA Kebon Kongok seluas 20 are.
Selain menghancurkan sisa gunung batu yang berada diatas landfill, rencananya ini dianggap akan menimbulkan masalah baru.
Karena sisa bukit tersebut merupakan batas wilayah dari Dusun Bongor dan Dusun Kebon Kongok.
"Itu batasnya akan jadi kabur, dan itu berpotensi menimbulkan klaim kewilayahan secara sepihak," ucapnya.
Zaini juga meminta kepada pemerintah untuk membuka kembali dokumen perencanaan pembagian fungsi kawasan di TPA Kebon Kongok, yang pernah disosialisasikan kepada warga setempat.
Pemerintah juga berencana membangun perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa (PLTB) di sana, sampah yang masuk ke TPA akan dijadikan bahan dasar dari perusahaan ini.
Rencana ini menurut Zaini, sama seperti yang ditawarkan pemerintah sebelumnya untuk membangun pabrik pengolahan sampah. Dimana hanya residunya yang dibuang ke landfill.