TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), mencatat sebanyak 75 ekor sapi yang terjangkit Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) telah dinyatakan sembuh pada awal 2025.
"Dari 76 sapi yang terjangkit PMK ini, 75 dinyatakan sembuh dan satu sapi dipotong paksa," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lombok Tengah, M. Kamrin, di Lombok Tengah, Rabu (6/3).
Ia menjelaskan bahwa kasus PMK ini terdeteksi melalui laporan masyarakat dan pemeriksaan lapangan oleh tim dinas. Berkat penanganan cepat, hampir semua sapi yang terjangkit bisa diselamatkan.
“Lumayan banyak yang positif PMK, tapi langsung dilakukan pengobatan sehingga sembuh semua," ujarnya.
Kamrin menambahkan bahwa PMK memiliki siklus tertentu, sehingga langkah utama yang kini digencarkan adalah vaksinasi untuk mencegah penyebaran lebih luas.
"PMK ini ada siklusnya, makanya sekarang yang sedang digencarkan adalah vaksinasi. Karena setiap bulan kita diberikan target lebih dari 1.000 vaksin," jelasnya.
Menurutnya, penyebaran PMK di Lombok Tengah banyak terjadi pada sapi yang baru dibeli dari luar daerah. Namun, distribusi sapi antar daerah sulit dihindari karena aktivitas jual beli di pasar tetap berlangsung.
“Potensi PMK ini memang cukup tinggi karena memang sedang siklusnya. Ibarat manusia sedang flu, kadang ada musimnya," katanya.
Baca juga: 8 Sapi Milik Warga di Sumbawa Barat Terpapar PMK
Selain vaksinasi, pihaknya juga aktif memberikan edukasi kepada peternak agar lebih memperhatikan kebersihan kandang dan lingkungan sekitar. Kondisi lingkungan yang kurang layak dapat mempengaruhi kesehatan hewan ternak.
"Tetapi PMK ini kalau cepat diobati akan sembuh, karena sekarang dianggap sebagai penyakit biasa. Tidak seperti sebelumnya, di mana PMK tersebar luas dan menjangkit banyak hewan ternak," ujarnya.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian Lombok Tengah, Idham Khalid, mengungkapkan bahwa pihaknya telah bergerak cepat dalam melakukan vaksinasi guna mencegah lonjakan kasus PMK.
"Total yang sudah divaksin sebanyak 7.048 dosis. Vaksin ini baru dua tahap. Tahap pertama pada Januari sebanyak 2.700 dosis dan Februari sekitar 9.000 dosis," katanya.
Ia menegaskan bahwa vaksinasi akan terus digencarkan agar angka kasus PMK semakin menurun dan para peternak tidak mengalami kerugian akibat wabah ini.
(*)