TRIBUNLOMBOKCOM, MATARAM - Dalam mazhab Syafi'i, hukum membaca lafaz niat puasa pada malam hari adalah sunnah, bukan kewajiban.
Menurut mazhab ini, niat puasa cukup dilakukan dalam hati, tanpa perlu diucapkan secara lisan.
Hal yang paling penting adalah niat tersebut dilakukan sebelum fajar (sebelum waktu subuh), agar puasa seseorang tetap sah.
Imam Nawawi dalam kitab al-Majmu' menjelaskan bahwa niat puasa hanya perlu dilakukan dalam hati, tanpa perlu melafalkannya.
Hal ini sesuai dengan prinsip dalam Islam, di mana niat itu merupakan perkara yang ada dalam hati dan tidak harus diungkapkan dengan kata-kata.
Dalil yang mendasari pendapat ini adalah hadis dari Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dan al-Tirmidzi, yang menyatakan, “barang siapa yang tidak berniat puasa pada malam hari, maka tidak ada puasa baginya.”
Hadis ini menegaskan pentingnya niat untuk puasa, namun tidak mengharuskan ucapan lafaz niat tertentu.
Kesimpulannya, membaca lafaz niat puasa secara lisan bukanlah kewajiban dalam mazhab Syafi'i.
Yang paling penting adalah memastikan niat tersebut hadir dalam hati, dan hal itu sudah cukup untuk sahnya puasa seseorang.
Meski demikian, jika seseorang memilih untuk mengucapkannya, itu tidak menjadi masalah asalkan niat yang sebenar-benarnya dilakukan dengan tulus.