Berita Lombok Timur

Pegawai RS di Lombok Timur Nekat Akhiri Hidup Gegara Persoalan Asmara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi pembunuhan

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika

TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Pemuda asal Desa Montong Baan Selatan Kecamatan Sikur Kabupaten Lombok Timur inisial MUA (23) nekat mengakhiri nyawanya sendiri dengan gantung diri di pohon mangga, Jumat (15/11/2024).

Pria yang bekerja di salah satu rumah sakit swasta itu diduga bunuh diri karena persoalan asmara. Jelas Tindakan tersebut tidak patut untuk ditiru. 

Dari keterangan para saksi, korban sebelum mengakhiri hidupnya sempat curhat masalah percintaannya ke temannya.

“Sebelum ditemukan meninggal korban diketahui pernah bercerita kepada temannya terkait permasalahan dengan seorang teman wanitanya,” ucap Kasi Humas Polres Lombok Timur, Iptu Nikolas Osman dalam keterangn tertulis.

Lebih panjut ia juga menceritakan kronologis penemuan mayat korban. Dimana korban ditemukan pertama kali sekira pukul 06.30 Wita oleh seorang temannya saat sedang mencari korban ke gudang batako yang tak jauh dari Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Setelah dilakukannya pencarian, korban ditemukan dalam posisi tergantung menggunakan sebuah tali nilon berwarna hijau sepanjang sekitar 70 cm tergantung disebuah pohon mangga setinggi 2 meter.

“Mendapati hal tersebut saksi yang menemukan mayat korban langsung melaporkan ke masyarakat sekitar dan menurunkan korban dari pohon mangga tersebut,” katanya

“Pada saat itu korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia dengan lidah dalam keadaan menjulur keluar,” lanjutnya.

Baca juga: Heboh Aksi Pria di Lombok Tengah Mencoba Bunuh Diri dari Atas Pohon Kelapa

Dari hasil pemeriksaan, pada tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan.

“Pada hasil pemeriksaan tubuh korban bagian luar detemukan dalam keadaa sebagai lidah korban menjulur keluar, terdapat guratan segaris berbentuk huruf pada leher korban, pada kelamin korban mengeluarkan cairan, dan pada dubur korban mengeluarkan kotoran,” katanya.

Adapun, untuk mengetahui penyebab pasti kematian dari korban masih dilakukan penyelidikan lebih lanjut.

Pihak keluarga menolak untuk dilakukan proses otopsi terhadap korban dan menerima kematian korban sebagai musibah dan tidak akan menuntut semua pihak baik secara pidana maupun undang undang lainnya.

(*)

Berita Terkini