Laporan Wartawan Tribunlombok.com, Sinto
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TENGAH - Lonjakan harga akomodasi dan transportasi saat penyelenggaraan event MotoGP Mandalika 2024 menjadi atensi khusus Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) NTB.
Lonjakan harga akomodasi yang terjadi pada event MotoGP Mandalika sebelumnya, dinilai membuat pengunjung mengeluh sehingga merasa tidak nyaman dan berpengaruh terhadap citra pariwisata NTB.
Anggota BPPD NTB sekaligus Direktur Poltekpar Lombok Dr Ali Muhtasom menjelaskan, pihaknya telah mencoba membangun kepastian para calon pengunjung bahwa tidak akan terjadi lonjakan harga akomodasi dan transportasi saat MotoGP.
"Itu sudah jadi bahan diskusi. Dengan Pj Gubernur NTB sudah kita sampaikan. Nanti akan ada regulasi seperti itu, dan kita akan tegas untuk menangani itu. Karena itu akan membawa dampak negatif untuk wisatawan maupun pengunjung seperti yang terjadi pertama kali," jelas Dr Ali, Sabtu (3/8/2024).
"Ini menjadi atensi khusus. Jadi sudah menjadi catatan bahwa nanti akan ada pengendalian terhadap harga akomodasi dan transportasi. Anggota BPPD disitu ada ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Melalui fungsi-fungsi itu akan kita manfaatkan dan tentunya ini menjadi sinergi Kita untuk terus bekerjasama karena BPPD nggak bisa sendiri nantinya," sambung Dr Ali.
Dikatakan Dr Ali, pihaknya sedang bekerja keras meskipun anggota BPPD NTB baru dilantik dan selalu menjadi pembahasan di grup WhatsApp maupun pertemuan langsung.
BPPD NTB bakal terus bekerjasama dengan ITDC dan MGPA sebagai pengelola kawasan KEK Mandalika termasuk dalam penyelenggaraan event di Sirkuit Mandalika.
Pihaknya beberapa waktu lalu menampilkan tari-tarian pada opening ceremony Asia Road Racing Championship 2024 termasuk nantinya pada MotoGP Mandalika 2024.
Lebih lanjut Dr Ali menjelaskan, pihaknya menyasar negara-negara ASEAN untuk melakukan promosi wisata karena pasar terbesar Lombok adalah Malaysia selain Australia.
"Itu yang menjadi sasaran utama selain kita melakukan promosi keluar negeri untuk ikut pameran disana. Bekerjasama juga dengan kementerian pariwisata dan ekonomi kreatif. Sehingga nanti istilahnya programnya mengerucut. Apa yang menjadi sasaran dan tujuan Menparekraf disupport oleh BPPD NTB," jelas Dr Ali.
Dalam waktu dekat BPPD NTB akan mengikuti MATTA FAIR di Malaysia yang memiliki pasar pariwisata luar biasa. Sementara untuk pameran, BPPD NTB akan menyasar Jakarta Bandung, Surabaya dan Bali.
Dr Ali menyebut, wisatawan terbesar yang datang ke Pulau Lombok adalah Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
"Dan kita ingin mencoba meminta booth-booth di beberapa Bandara untuk kita tampilkan satu space promosi wisata NTB," beber Dr Ali.
Baca juga: Ambisi Marc Marquez Raih Gelar Juara MotoGP Meski Memasuki Usia Senja
Dr Ali menjelaskan, BPPD NTB telah melaksanakan rapat kerja yang pertama dengan mengumpulkan semua stakeholder dengan tujuan agar tercipta sinergi.
Setelah pihaknya memperoleh banyak informasi terkait dengan kebutuhan dan kendala apa yang selama ini terjadi di beberapa lini.
"Kalau saya bicara lini berarti BPPD per kabupaten/kota mestinya aktif ataupun kalau ada asosiasinya. Nah ini akan kita rangkul semuanya untuk melakukan sinergi program promosi. Tujuannya supaya tidak tindih. Kalau tumpang tindih kan biayanya lebih besar," jelas Dr Ali.
Dikatakan Dr Ali, bersama seluruh stakeholder untuk bersama-sama bersinergi termasuk dengan asosiasi pariwisata.
(*)