Pilkada NTB

Duet Iqbal-Dinda Semakin Kuat di Pilgub NTB dengan Bergabungnya PPP Jadi 21 Kursi

Penulis: Robby Firmansyah
Editor: Idham Khalid
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PPP Muhamad Mardiono serahkan SK mengusung Iqbal-Dinda bertempat di Kantor DPP PPP di Menteng, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat, Jakarta, Kamis (25/7/2024) pukul 15.00 WIB.

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi melabuhkan dukungan untuk duet Lalu Muhamad Iqbal dan Indah Damayanti Putri (Iqbal-Dinda), di Pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Barat (Pilgub NTB).

Dukungan terhadap Iqbal-Dinda tersebut ditandai dengan pemberian surat rekomendasi oleh Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP, di Kantor DPP PPP, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (25/7/2024).

"Ini SK dukungan final. Untuk SK B1KWK nanti akan serentak diberikan untuk 10 kabupaten/kota di NTB pada tanggal 10 Agustus 2024," kata Ketua DPW PPP NTB, H Muzihir.

Bergabungnya PPP dalam duet Iqbal-Dinda membuat pasangan tersebut mendapatkan tambahan kursi, menjadi 21 kursi, tambahan tujuh kursi dari PPP.

Sebelumnya pasangan tersebut mendapatkan dukungan dari Partai Gerindra dengan jumlah kursi 10 dan Partai Amanat Nasional empat. Tersisa Partai Golkar dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) belum menentukan arah dukungan.

Bermodal 10 kursi dari Golkar dan enam kursi dari PKB, peluang terbentuknya poros baru masih bisa terjadi. Dari empat bakal calon Gubernur dan calon Wakil Gubernur duet Iqbal-Dinda dan Zulkieflimansyah - Suhaili FT yang mencukupi tiket untuk mendaftar ke KPU.

Sementara duet Hj Sitti Rohmi Djalilah-HW Musyafirin masih kekurangan enam kursi, meski sudah mendapatkan rekomendasi dari Partai Perindo dan PDI Perjuangan.

Duet H Lalu Gita Ariadi dan H Sukiman Azmi bahkan sama sekali belum mendapatkan dukungan dari partai politik manampun. Sekertaris DPW PPP NTB Muhammad Akri menjelaskan, alasan partai berlambang kabah itu mendukung Iqbal-Dinda.

Akri mengatakan duet mantan Dubes RI dan Bupati Kabupaten Bima itu mencerminkan pemimpin potensial untuk memimpin NTB, perpaduan birokrat dan politisi mewakili sosok nasionalis dan religius untuk PPP.

"Jadi PPP sudah banyak mengkaji dan untuk menjatuhkan pilihan tentu sudah banyak kajian," kata Akri.

Akri memastikan dukungan tersebut tidak akan berubah hingga terbitnya B1KWK nantinya, pasalnya PPP belum mengeluarkan surat rekomendasi untuk paslon manampun di Pilgub NTB.

(*)

Berita Terkini