Ibadah Haji

Jemaah Tidak Perlu Bawa Rice Cooker dan Beras Lagi Selama Fase Puncak Haji

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Daerah Kerja (Daker) Madinah, Ali Machzumi melakukan sidak ke dua lokasi katering jemaah haji Indonesia di Madinah, Selasa (21/5/2024). Saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah akan mendapat 15 kali makan.

TRIBUNLOMBOK.COM - Jemaah haji Indonesia tahun 2024 ini mendapat layanan konsumsi penuh selama di Makkah pada fase puncak Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Selama di Makkah, jemaah mendapat 82 kali makan, berupa sarapan, makan siang, dan makan malam setiap hari. Jemaah juga akan mendapat tambahan snack (makanan ringan) serta konsumsi pelengkap lainnya.

Kasi Konsumsi PPIH Arab Saudi daker Makkah, Beny Darmawan mengatakan, jemaah juga akan mendapat satu kali makan dengan makanan siap saji pada 8 Zulhijjah 1445 H dan 1 kali makan makanan siap saji pada 13 Zulhijjah 1445 H.

Sementara saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna), jemaah akan mendapat 15 kali makan.

Meliputi enam kali makanan siap saji serta sembilan kali makanan fresh.

Karena itu, semua jemaah diimbau tidak perlu membawa peralatan masak selama di Armuzna.

Baca juga: Evaluasi Haji 2022: Pelayanan di Armuzna Tidak Sebanding dengan Biaya yang Dibayar ke Arab Saudi

"Jemaah tidak perlu membawa beras, magicom, atau katel air untuk memasak sendiri," katanya," sebut Beny Selasa (11/6/2024).

Penyediaan konsumsi bagi jemaah selama ibadah Armuzna sudah disiapkan dengan menyesuaikan kondisi sulitnya pendistribusian makanan kepada jemaah akibat padatnya lalu lintas orang maupun kendaraan di Arafah, Mina, maupun Muzdalifah.

Beny mengatakan paket konsumsi itu sudah terkirim bersamaan dengan masuknya jemaah di Armuzna.

Untuk enam kali makan, jemaah mendapat jatah makanan siap saji.

”Jemaah hanya mendapatkan lauknya saja. Nanti ada petugas yang menyiapkan nasi dibuat secara fresh di dapur, baik di Arafah maupun Mina,” katanya.

Beny menerangkan setiap maktab telah disediakan dapur untuk mengolah makanan-makanan siap saji yang sudah dikirim terlebih dulu.

PPIH melalui pihak Masyariq (penyedia paket haji yang ditetapkan otoritas Arab Saudi) juga menyediakan snack tambahan saat jemaah hendak bergerak dari Arafah ke Mina pada 9 Zulhijjah.

Di luar itu, jamaah juga masih mendapat paket konsumsi pelengkap berupa bahan minuman.

Baca juga: Tidak Perlu Ribet, Jemaah Haji Cukup Bawa Perlengkapan Ini saat Wukuf di Arafah

”Seperti kopi, kremer, gelas-sendok, dan lainnya yang ditempatkan dalam paket,” katanya.

Tak hanya jatah konsumsi, PPIH juga sudah menyiapkan jatah batu kerikil untuk lempar jumrah bagi seluruh jemaah.

Sedangkan, terkait kualitas makanan, Beny memastikan seluruhnya sangat layak untuk para jamaah, termasuk para lansia. ”Semua semua bahannya ramah lansia. Seperti nasinya yang lunak sehingga mudah dicerna. Juga bahan lainnya,” ujarnya.

Selain itu, soal citarasa, Beny menyebut semua menu konsumsi Armuzna sudah disesuaikan dengan lidah jamaah tanah air. ”Menu-menunya juga khas Indonesia. Mulai dari rendang, gulai, dan lainnya,” imbuhnya.

Selama ini, Kemenag RI memang tidak menyediakan konsumsi bagi para jamaah selama prosesi ibadah Armuzna secara penuh.

Hal ini tak lepas dari sulitnya pendistribusian konsumsi mengingat padatnya kawasan itu selama hari tasyrik.

(*)

Berita Terkini