Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Masyarakat Desa Jantuk, Kecamatan Sukamulia, Lombok Timur memiliki tradisi unik dalam merayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah.
Usai salat Id dan salam-salaman, sore harinya warga akan merayakan libur lebaran dengan berkuda di jalanan desa setempat.
Tadisi ini telah berlangsung selama bertahun-tahun secara turun temurun. Setiap Hari Raya Idul Fitri, warga ramai-ramai menunggang kuda keliling kampung.
Semua pihak terlibat, mulai dari anak kecil, pria, hingga perempuan atau dalam bahasa sekitar dikenal dengan tiyu.
Kepala Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Jantuk M Fauzan Zain menceritakan, tradisi berkuda dilaksanakan setelah perayaan hari Raya Idul Fitri.
"Tradisi ini sudah ada sebelum kami-kami ini lahir, budaya ini diwariskan ke kami anak cucunya," terangnya disela-sela memantau parade berkuda, Rabu (10/4/2024) sore.
Baca juga: Tradisi Maleman Dile Jojor, Cara Warga Lombok Timur Sambut Nuzulul Quran
Sebelumnya tradisi berkuda dilaksanan selepas salat hari Raya Idul Fitri, namun pemerintah desa mengganti jadwalnya, parade atau pawai pada sorenya harinya (1 Syawal) dan dilanjutkan keesokan harinya (2 Syawal) berkuda yang melibatkan ratusan kuda, dimulai pukul 0.3.00 hingga pukul 07.00 Wita.
"Nah kami menyebutnya dengan Tiyu," sebut Fauzan.
Adapun rute-rute yang akan dilalui saat berkuda mulai di jalur utama jalanan pedesaan di mulai dari timur ke barat, disaksikan oleh ribuan warga yang sudah mulai memadati pinggir jalan pedesaan.
"Itu lah yang buat masyarakat mudik ke sini, rindu suasana sepertin ini (tradisi berkuda," tambah pria yang pernah menjabat Kepala Desa Jantuk tahun 1988 ini.
Dia mengingatkan, penunggang kuda ini tergolong memiliki resiko tinggi. Sebab selama bertahun-tahun para penunggang kuda ini tidak dibekali Alat Pelindung Diri (APD) atau kemanaan standar dalam berkuda, mengenai kecelakaan, diakui ada, bahkan ada para penunggang kuda sampai meninggal dunia.
"Ada yang luka itu hal biasa, ada sih kasus tahun-tahun ada kuda mati dan penunggang kuda kecelakaan," kelitnya.
Kendati demikan, lanjut Fauzan, jika ada kuda yang mati atau pun terluka, para penunggang kuda ini akan bertanggung jawab.
"Makanya pemilik kuda senang, kalau kuda mati, mereka ganti seharga kuda dan mereka juga bayar sewa kuda," pungkasnya.
(*)