Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Proyek Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Pantai Selatan di Lombok Timur saat ini sudah memasuki masa injury time.
Pasalnya proyek nasional yang dibiayai oleh Bank Dunia itu sebelumnya diproyeksikan tuntas di akhir tahun 2023, namun dikarenakan beragam persoalan diperpanjang kembali hingga akhir Maret 2024 ini.
Kendati demikian, program masih belum menunjukkan progres yang diharapkan, hingga anggaran Rp110 Miliar dari Bank Dunia terancam ditarik.
Meski demikian, Penjabat Bupati Lombok Timur, HM Juaini Taofik memastikan akan tetap menjalankan program yang diharapkan mampu mengatasi persoalan air bersih di Kabupaten Lombok Timur.
"Memang berdasarkan informasi terakhir tentunya ada beberapa pemberitaan yang mengatakan terancam (ditarik pembiayaan). Saya ingin katakan bahwa itu kan sudah ada kontraknya dan itu adalah kontrak pusat, tidak mungkin orang yang sudah bekerja di atas kontrak itu dirugikan," ucap Bupati Juaini setelah dikonfirmasi, Rabu (6/3/2024).
Baca juga: Proyek SPAM Pantai Selatan di Lombok Timur Molor, Bank Dunia Berpotensi Tarik Pendanaan
Persoalannya saat ini kata dia, adalah bagaimana Pemerintah Daerah (Pemda) berupaya untuk dapat memenuhi harapan dari sarana prasarana dengan kekuatan 2x50 per detik serapan air.
Diakuinya, di tengah progres pembangunan SPAM Pantai Selatan memang dihadapi beragam tantangan, namun tantangan tersebut dipastikannya tidak menjadikan program ini terhenti.
"Ini kan tantangan, saya katakan bukan masalah, tugas kita ini kan merubah tantangan menjadi peluang," tegasnya.
Saat ini juga, serapan air di Tibu Krodet yang menjadi lokasi serapan sudah dibangun, serapannya pun mencapai 1x50 liter per detik.
"Dan Alhamdulillah masyarakat juga menyadari (pentingnya program SPAM) ini," katanya.
Saat ini dibutuhkan lagi hanya sekitar 1x50 liter per detik lagi, nantinya jumlah itu diharapkan akan diserap melalui mata air di Sungai Lingkung.
Meski demikian harapan itu masih terhambat oleh penolakan dari masyarakat, hingga solusi yang diupayakan Pemda adalah dengan mengoptimalkan mata air di atas Sungai Lingkung yang terbuang, hal ini juga sesuai dengan keinginan masyarakat agar tidak mengganggu saluran irigasi.
Baca juga: Respons Pj Bupati Lombok Timur Soal Pembakaran Pipa SPAM Pantai Selatan
"Mata air-mata air di atas yang terbuang begitu saja dikumpulkan oleh pemerintah, lalu itu yang diarahkan dengan tidak mengganggu masyarakat irigasi, saya pikir itu yang sedang kita susun, risikonya nanti kita biayai dari dana APBD," ungkapnya.
Meski begitu, Bupati Juaini memastikan soal infrastruktur bukan menjadi masalah utama.
"Infrastrukturnya sudah siap, persoalan kita ini kan tinggal menambah usulan yang kita dengar dari masyarakat, jangan mengambil aliran sungai lagi, tetapi ada juga informasi di utara di atas itu banyak mata air-mata air yang sebenarnya tidak mengganggu." katanya.
"Memang juga tidak sesederhana itu, tentu lewat penelitian lewat pengambilan izin sifat, bocorannya akhirnya kami mengambil
langkah bijak seperti itu, memang ada risiko apa risikonya kami harus mengeluarkan dana paling tidak Rp 4-5 miliar," lanjutnya.
Sharing dana tersebut diperlukan, mengingat pemda tidak bisa memanfaatkan fasilitas pusat dikarenakan sudah masuk injury time atau habis waktu.
Meski demikian, komitmen pemda terus mepanjutkan program yang dinilai baik, demi pemerataan sarana air bersih di Kabupaten Lombok Timur.
"Air ini kan kebutuhan bersama, jangan lihat selatannya tapi mari kita lihat ini kebutuhan kita bersama, itulah sebabnya kita juga Pemda tentu akan mengajukan nanti kepada DPRD, kita kehabisan waktu di pusat maka sharing Lemda juga harus tampil di dalamnya," tutupnya.
Baca juga: Pj Bupati Lombok Timur Minta Masyarakat Dukung Pembangunan SPAM Pantai Selatan
Dilain pihak, Ketua DPRD Lombok Timur, Murnan siap akan menggelontorkan dana untuk mensuport keberlanjutan program SPAM tersebut.
"Ini kan program strategis nasional sebenarnya ini yang kita sukseskan, nah cuman persoalannya kan ini muncul setelah beragai berbagai peristiwanya, keadaan di lapangan, ini yang kita sayangkan memang dari awal harusnya direncanakan jauh sebelumnya dan harus lebih matang perencanaanan," sesalnya.
Namun nasi sudah menjadi bubur, hingga yang bisa dilakukan saat ini program harus tetap berjalan.
"Artinya kalaupun gak terjadi tahun-tahun ini, bisa kita penuhi dan mestinya ini akan menjadi pemikiran kita, apalagi saat-saat ini kan sedang kita merencanakan rencana pembangunan jangka panjang untuk daerah kita untuk 20 tahun ke depan," katanya.
Diungkapkannya, program SPAM nantinya akan menjadi prioritas penganggaran, hingga apapun keadaan pemda bersama dengan DPRD harus siap.
"Kita berikan anggaran yang yang cukup untuk itu. Estimasinya ini yang belum kita lihat, karena ini kan teknisnya dihitung oleh teman-teman OPD," tutupnya.
(*)