Pilpres 2024

Hasil Survei Polram: Warga NTB Nilai Prabowo-Gibran Paling Sering Blunder

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka menandatangani deklarasi kampanye pemilu damai yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), di halaman gedung KPU, Jakarta Pusat, Senin (27/11/2023).

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Lembaga penelitian Political Research and Marketing (Polram) merilis hasil survei terkait elektabilitas tiga pasangan calon (paslon) calon presiden dan wakil presiden (Capres-Cawapres) Pemilu 2024.

Survei yang dilakukan pada periode 18—23 Desember 2023 dan melingkupi 8 Kabupaten dan 2 Kota di NTB ini mengajukan pertanyaan salah satunya soal blunder politik.

Hasil survei Polram, Capres-cawapres paling rendah presentasenya dalam melakukan blunder politik adalah pasangan nomor urut 3, Ganjar-Mahfud (11,5 persen).

Posisi kedua adalah pasangan nomor 1, Aines-Muhaimin (26,5 persen).

Posisi teratas untuk pasangan capres-cawapres paling sering melakukan blunder politik adalah pasangan nomor urut 2, Prabowo Gibran (44 persen). Sisanya tidak menjawab atau tidak tahu.

Baca juga: Hasil Survei Polram: Pemilih NTB Yakin Ganjar-Mahfud dan Prabowo-Gibran Lolos ke Putaran Kedua

“Blunder politik dalam persepsi responden adalah pasangan yang sering melakukan kesalahan, atau terkait dengan hal-hal yang dinilai melanggar aturan-aturan tertentu,” jelas Direktur Polram Saipul Hamdi, pada rilis survei yang diterima Senin (8/1/2024).

“Kasus MK yang menyeret nama cawapres pasangan Prabowo yakni Gibran Rakabumingraka itu jadi salah faktor angka presentase nomor urut 2 menjadi capres-cawapres paling sering melakukan blunder politik,” tambah dosen Sosiologi Universitas Mataram (Unram) itu.

Blunder politik ini akan mempengaruhi pilihan yang akan dibuat oleh responden.

Baca juga: Survei Polram: Kinerja Tim Sukses Ganjar-Mahfud Paling Progresif di NTB

Hal itu terlihat pada hasil survei dengan pertanyaan lanjutan sejauh mana blunder politik ini akan mempengaruhi pilihan para responden.

“Ada 44,9 persen responden menjawab blunder politik akan mempengaruhi pilihan. 29,9 persen menjawab cukup mempengaruhi. 18,4 menjawab tidak mempengaruhi sama sekali. Dan 6,8 persen tidak menjawab atau tidak tahu,” jelas Hamdi.

Survei Polram ini menyasar responden di perkotaan dan perdesaan sejumlah 1.500 orang dengan margin of error sekitar 2,6 persen.

(*)

Berita Terkini