Pemkot Bima Kerja Sama Pemanfaatan Bank Sampah Induk dengan KLHK

Penulis: Toni Hermawan
Editor: Wahyu Widiyantoro
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penandatanganan MoU Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Kota Bima dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang Komitmen Pemanfaatan Bank Sampah Induk (BSI) dan Optimalisasi Program Pengurangan Sampah, Selasa( 28/11/2023).

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Toni Hermawan

TRIBUNLOMBOK.COM, KOTA BIMA - Pemkot Bima tengah fokus menuntaskan masalah kebersihan dengan menggandeng dan membangun kemitraan dengan berbagai pihak.

Saat ini pun tengah dilakukan penandatanganan MoU Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pemerintah Kota Bima dengan Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) tentang Komitmen Pemanfaatan Bank Sampah Induk (BSI) dan Optimalisasi Program Pengurangan Sampah.

Penjabat (Pj) wali Kota Bima H Mohammad Rum menegaskan guna memaksimalkan peran Bank Sampah Induk (BSI) dalam upaya melakukan pengelolaan dan pengurangan sampah, Pemerintah Kota Bima melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima akan mensupport BSI sepenuhnya dalam rangka penyiapan anggaran dan kegiatan pendukung di tahun 2024.

“Saya mau BSI masuk dalam program prioritas pembangunan di tahun depan, untuk itu saya minta kepada Kepala Bappeda dan Kepala DLH Kota Bima untuk memasukkan kegiatan ini di Rancangan APBD Tahun 2024. Tahun depan BSI harus sudah mulai beroperasi," kata H Rum, Selasa (28/11/2023).

Baca juga: Pemkot Bima Makin Rajin Operasi Pasar: Jaga Stok Pangan, Cegah Fluktuasi Harga

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Bima Syarief Rustaman mengatakan BSI bank sampah yang dibentuk di setiap kota dan kabupaten yang berfungsi untuk menampung sampah yang sudah terpilah dari Bank Sampah Unit (BSU) dan menyalurkannya ke industri daur ulang dan atau di manfaatkan untuk keperluan lainnya.

Di samping itu juga, dengan hadirnya BSI diharapkan mampu bekerja sama dengan TPS3R dan di dapat memotivasi BSU yang ada untuk kembali bergeliat dalam melakukan pengelolaan dan pengurangan sampah di Kota Bima.

“Bank Sampah Induk merupakan wadah penyangga untuk menampung sampah terpilah sekaligus motivator bagi geliat Bank Sampah Unit dibawahnya," kata Syarief.

Ia berharap juga bisa menjadi support system TPS3R yang ada di Kelurahan Ule. Sebab kapasitas produksi BSI 2 ton perhari terdiri dari olahan sampah organik dan anorganik.

Selain bantuan berupa bangunan BSI Kota Bima juga mendapatkan bantuan berupa satu unit alat press dan satu unit mesin pencacah. Sedangkan target mulai beroperasinya BSI Tahun 2024 mendatang.

“Kapasitas produksinya kurang lebih 2 ton perhari organik dan anorganik, insya allah setelah dilakukan serah terima, awal tahun depan BSI sudah mulai jalan. Selain gedung BSI, kami juga menerima bantuan berupa alat press dan mesin pencacah. Untuk anggaran operasionalnya. Saat ini sedang dilakukan proses penggodokan," pungkasnya.

(*)

Berita Terkini