Pilpres 2024

Survei Charta Politika: Elektabilitas Prabowo Turun Setelah Gandeng Gibran Sebagai Cawapres

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bakal Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka foto bersama ketua KPU Hasyim Asyari saat pendaftaran capres dan cawapres di Gedung KPU, Jakarta Pusat, Rabu (25/10/2023).

TRIBUNLOMBOK.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Charta Politika Yunarto Wijaya berpandangan, sosok bakal calon wakil presiden Gibran Rakabuming Raka justru menjadi beban bagi bakal calon presiden Prabowo Subianto.

Hal ini ia sampaikan berkaca dari elektabilitas Prabowo yang justru turun setelah mengumumkan Gibran sebagai Bacawapres yang akan mendampinginya pada Pilpres 2024.

Baca juga: Daftar Lengkap Tim Inti TKN Prabowo-Gibran

Baca juga: Daftar Dewan Pembina, Pengarah, dan Penasehat TKN Prabowo-Gibran: Habib Lutfie Hingga TGB Atsani

"Kita bisa lihat atau berspekulasi dan membuat hipotesa bahwa masuknya nama Mas Gibran sebagai cawapres malah menjadi liabilities, bukan menjadi aset," kata Yunarto dalam konferensi pers, Senin (6/11/2023).

Yunarto menuturkan, berdasarkan survei pada 13-17 Oktober 2023, elektabilitas Prabowo unggul dibandingkan Ganjar Pranowo secara head to head dengan selisih 9,8 persen, yakni 49,4 persen berbanding 39,6 persen.

Namun, elektabilitas Prabowo justru turun menjadi 44,4 persen berdasarkan survei periode 26-31 Oktober 2023, usai Gibran diumumkan sebagai Cawapres.

Dalam periode yang sama, elektabilitas Ganjar yang sudah menggandeng Mahfud MD sebagai Cawapresnya justru mengalami peningkatan menjadi 40,8 persen. Selisih elektabilitas antara Prabowo dan Ganjar berdasarkan survei terbaru pun menipis menjadi 3,6 persen.

"Meskipun Mas Gibran dengan pede mengatakan, 'tenang Pak Prabowo, saya ada di sini' tapi ternyata kalau kita baca secara elektoral malah secara statistik, secara kunatitatif, malah menjadi beban buat Pak Prabowo," kata Yunarto.

Yunarto melanjutkan, posisi Gibran sebagai Bacawapres juga mengurangi segmen pendukung Anies Baswedan yang akan memberikan suaranya kepada Prabowo.

"Pemilih Mas Anies yang tadinya mayoritas ini memilih Pak Prabowo ini mulai ragu, sebagian ke Mas Ganjar, tidak banyak, tetapi lebih banyak lagi ke undecided voters," ujar dia.

Menurut Yunarto, hal ini tidak mengagetkan karena pemilih Anies adalah kelompok yang bisa disebut anti atau berseberangan dengan sosok Presiden Jokowi. Oleh sebab itu, mereka cenderung enggan memilih Gibran yang merupakan putra sulung Jokowi.

"(Mereka) mungkin masih memaafkan Pak Prabowo jadi menteri, Pak Prabowo di-endorse Pak Jokowi, tapi ketika menggandeng anaknya, kena dengan isu politik dinasti dan lain-lain, itu kemudian kalau kita lihat di sini potensi bahkan sudah menjadi beban elektoral buat Pak Prabowo," ujar Yunarto.

Dalam survei terbarunya, Charta Politika juga melakukan simulasi tiga pasangan calon yang telah mendaftar ke KPU. Hasilnya, Ganjar Pranowo – Mahfud MD paling banyak dipilih responden dengan elektabilitas sebesar 36,8 persen.

Prabowo Subianto – Gibran Rakabuming Raka berada di urutan kedua dengan 34,7 persen. Terakhir, elektabilitas pasangan Anies Baswedan – Muhaimin Iskandar 24,3 persen.

“Secara berpasangan, Ganjar Pranowo - Mahfud MD menjadi pilihan tertinggi, diikuti Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka dan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar,” kata Yunarto.

Survei Charta Politika juga menunjukkan, hampir separuh responden atau 48,9 persen responden menganggap Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tidak pantas untuk menjadi Cawapres pada Pilpres 2024.

"Kita tanyakan lebih lanjut kepantasan Gibran Rakabuming menjadi Cawapres, 48,9 persen menyatakan tidak pantas, dan ada 38,2 persen yang menyatakan pantas," kata Yunarto.

Yunarto menuturkan, dari mereka yang menganggap Gibran tak pantas jadi Cawapres, mayoritas atau 55,4 persen di antaranya menilai Gibran masih terlalu muda dan belum terlalu punya pengalaman menjadi pejabat publik.

Yunarto melanjutkan, ada 26,7 persen responden yang merasa Gibran tidak pantas karena bagian dari praktik politik dinasti.

"Ada 12,4 persen dengan bahasa yang lebih negatif lagi tone-nya bahwa majunya Gibran Rakabuming sebagai calon wakil presiden merupakan bentuk nyata penyalahgunaan kekuasaan oleh Presiden Joko Widodo," kata dia.

Kemudian, ada 3,2 persen yang menganggap Gibran tak pantas jadi cawapres karena dianggap ambisius dan tidak punya loyalitas terhadap partai politik, sedangkan 2,3 persen responden tidak tahu atau tidak menjawab.

Adapun survei ini dilaksanakan pada 26-31 Oktober dengan melakukan wawancara kepada 2.400 orang responden dari 38 provinsi se-Indonesia. Survei ini memiliki margin of error lebih kurang 2,0 persen.

Baliho Demokrat Tanpa Gibran

Partai Demokrat massif memasang baliho ungkapan dukungannya kepada Prabowo Subianto sebagai bakal Capres untuk Pilpres 2024.

Kendati demikian, terdapat hal janggal di baliho yang umum dijumpai di beberapa titik wilayah di Indonesia itu.

Terlihat di baliho tersebut, sebagian besar hanya termuat wajah Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Prabowo Subianto sebagai Capres dengan tulisan "Demokrat bersama Prabowo".

Sementara, figur Gibran Rakabuming Raka selaku Cawapres pendamping Prabowo tidak pernah terlihat di baliho yang dipasang Demokrat itu.

Padahal, Gibran Rakabuming Raka telah resmi menjadi pasangan Prabowo untuk Pilpres, dan Demokrat bersama Koalisi Indonesia Maju (KIM) sudah menyatakan mendukung keduanya. Beberapa baliho itu kerap dijumpai di beberapa ruas jalan, termasuk salah satunya di ruas jalan tol menuju Bandung, Jawa Barat.

Menyikapi itu, Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) sekaligus Juru Bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengatakan, hal itu merupakan cara Demokrat dalam mengenalkan Prabowo kepada basis pemilihnya.

"Kita kuatkan dulu Prabowo-nya di pemilih Demokrat. Kan baru dua bulan kita bersama Pak Prabowo setelah setahun lebih bersama capres yg sebelumnya," kata Herzaky, Senin (6/11/2023).

"Lalu, harapannya semakin banyak publik yang tahu Demokrat sekarang bersama Prabowo," sambung dia.

Hal ini juga kata Herzaky, menunjukkan kalau Demokrat akan berjuang sungguh-sungguh untuk kemenangan Prabowo di Pilpres. Bahkan di salah satu baliho, kata dia, dimuat juga foto Ketua Majelis Tinggi Partai (MTP) Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang makin mempertegas adanya dukungan dari Demokrat.

"Demokrat serius dan habis-habisan mendukung Pak Prabowo agar menang di Pilpres 2024. Makanya kita pun masukkan wajah Bapak SBY, presiden ke-6 Republik Indonesia, yang juga kader utama Demokrat," beber dia.

Kendati demikian, Herzaky menegaskan, nantinya Demokrat akan turut memasang foto Gibran di seluruh baihonya tersebut. Perihal waktu, dirinya menegaskan hal itu akan ada tahapan khususnya sebagai bagian dari strategi. "Tentu ke depannya akan ada (foto Gibran)," kata Herzaky. (*)

Berita Terkini