Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Semenjak rusak imbas gempa tahun 2018 lalu, SDN 2 Batuyang hingga saat ini tak kunjung diperbaiki.
Selama 6 tahun belakangan, para guru dan murid melangsungkan aktivitas belajar mengajar di Hunian Sementara (Huntara) yang merupakan bantuan dari Pemerintah DKI Jakarta.
Bukan tanpa upaya, selama kurun waktu 6 tahun ini pihak sekolah seringkali menyodorkan proposal bantuan ke dinas terkait.
Namun pihak dinas beralasan bantuan terkendala dengan data Dapodik yang tidak sesuai dengan kondisi real sekolah saat ini.
Bahkan data Dapodik yang setiap tahun diperbaiki, setiap tahun pula berubah ketika dicek statusnya di pusat.
Kepala SDN 2 Batuyang, Zohrah menuding ada sabotase bantuan yang dilakukan sejumlah oknum, hingga membuat bantuan tak kunjung diterima pihak sekolah sampai sekarang.
"Kita mengira-ngira ya kenapa sampai begini, sudah kita ubah Dapodik kita sudah bagus sudah dibantu sama Kabupaten kok
tiba-tiba lagi hasilnya tetap yang keluar dipusat keadaan sekolah kita yang masih bagus," ucapnya.
Bahkan kata dia, dua tahun belakangan data Dapodik sudah disesuaikan, dan ketika di cek di pusat data tersebut tetap berubah seperti semulanya.
Diungkapkan Zohrah, pihaknya juga sempat dihubungi secara pribadi oleh sejumlah kontrakstor, dan kontraktor tersebut mengaku pihaknya dari pusat.
"Dia ngajak supaya kerjasama nanti kalau seandainya sudah keluar bantuan ini kita disuruh pilih dia, tapi apakah itu betul nggak dikasih tahu secara jelas sama kontraktor itu," katanya.
Zoharoh beranggapan, pihaknya pada saat itu telah menerima bantuan, namun selang beberapa saat tidak ada kabar kembali dari pihak kontraktor tersebut.
"Sudah lama sekali saat kontraktor itu menghubungi kita, hingga saat ini masih belum ada kejelasan mengenai perbaikan tersebut," tutupnya.
Di tempat terpisah, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lombok Timur, Lalu Muliadi mengaku tidak tahu menahu soal data Dapodik yang berubah-ubah.