TRIBUNLOMBOK.COM, MALANG - Ketua Organisasi Internasional Alumni Al Azhar (OIAA) TGB HM Zainul Majdi menyinggung polusi udara yang dialami ibu kota Jakarta saat ini.
Menurut TGB HM Zainul Majdi, salah satu solusi yang bisa ditempuh ke depan yakni dengan penerapan konsep ekonomi hijau di seluruh Indonesia.
Menurutnya, konsep ekonomi hijau harus dicetuskan dalam kebijakan yang dikeluarkan negara. Sebab ekonomi hijau atau ekonomi berkelanjutan tidak bisa dilakukan secara parsial.
"Seperti saat polusi ribut. Kemudian ramai-ramai bicara untuk menurunkan polusi," kata TGB HM Zainul Majdi, saat berbicara dalam International Confrence of Islamic Economics & Business (Iconies) ke-9, Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim, Malang, Kamis (31/8/2023).
Jakarta saat ini menjadi sorotan karena menjadi kota dengan polusi udara terburuk di dunia.
Hal itu berdasarkan data yang dikeluarkan IQAir. Dimana Jakarta menjadi kota paling berpolusi dengan angka 162 AQI US. Konsentrasi PM2.5 di Jakarta saat ini 15 kali dari nilai panduan kualitas udara tahunan WHO. Kategori ini termasuk tidak sehat.
Doktor Ahli Tafsir Alquran ini menekankan, ekonomi hijau harus tercermin dalam kebijakan. Dibahas oleh eksekutif maupun legislatif, dari pusat sampai daerah.
"Sudahkah ada dalam prolegnas, rancangan undang-undang dengan pendekatan ekonomi hijau, bisnis hijau, pendanaan hijau," beberanya.
Baca juga: TGB Zainul Majdi Ingatkan Pembangunan Tidak Boleh Mengorbankan Ekosistem Kehidupan
Lebih lanjut TGB menekankan, Indonesia tahun 2050 akan menjadi kekuatan ekonomi keempat dunia, sehingga Indonesia akan menjadi perhatian dunia.
Sehingga dari sekarang harus disiapkan dengan matang pembangunan ekonomi yang tidak merusak ekosistem kehidupan.
"Harus sejalan (kekuatan ekonomi) dengan indeks ekosistem menjadi baik," ujarnya.
Islam, kata TGB, memiliki pandangan yang jelas tentang konsep ekonomi hijau berkelanjutan.
Dalam Islam, setiap pembangunan harus memperhatikan aspek hubungan dengan tuhan, alam, dan manusia.
"Seperti yang disampaikan Pak Rektor tadi ramah lingkungan, ramah sosial, dan ramah sumber daya," kata TGB HM Zainul Majdi, di forum tersebut.
Pandangan Islam pada ekonomi hijau sudah lama dibahas oleh para ulama. Bahkan di dalam Alquran disebut bagian dari mizan.
"Seperti di dalam Surat Ar Rahman disampaikan Al Mizan diletakkan sebelum penciptaan bumi dan seisinya," bebernya.
Lebih lanjut, prilaku yang bertentangan dengan Al Mizan berkaitan dengan kerusakan ekonomi, kerusakan alam, ataupun kerusakan politik pada akhirnya akan binasa.
Karena itu, TGB mendorong, pelaku ekonomi yang membawa nama institusi Islam benar-benar menerapkan ajaran Islam tersebut.
"Memiliki kewajiban soal konsep, sehingga ekonomi hijau membawa arah Indonesia ke depan," ucapnya.
Mantan Gubernur NTB dua periode ini menambahkan, pertumbuhan harus menjamin pembangunan yang berkelanjutan.
Pertumbuhan yang cepat seringkali mengorbankan ekosistem kehidupan.
"Bukan hanya manusia tapi seluruh makhluk (menjadi korban)," tegas TGB yang juga ketua harian Partai Perindo ini.
TGB sangat mengapresiasi digelarnya International Confrence of Islamic Economics & Business (Iconies).
"Ini bagian penting dari konfrensi seperti ini digelar untuk eksekusi ekonomi hijau," sambungnya.
Menurut TGB konfrensi internasional seperti ini lahir dari kampus yang terpandang.
Dari kampus harus mengeluarkan dorongan supaya ulama mengeluarkan fatwa pentingnya mengadopsi ekonomi hijau.
"Kita berharap mudah-mudahan menjadi peluang dan kesempatan mengembangkan ekonomi hijau," katanya.
Hadir dalam acara ini Prof Dr Khaleed Saad Mohamed Elsamouli (Profesor Universitas Imam Syafi'i, Somalia). Prof Dr Yusnidah Ibrahim (Profesor Universitas Internasional Albukhary). Prof Dr H Salim Al Idrus.
Dekan Fakultas Ekonomi UIN Maulana Malik Ibrahim Dr H Misbahul Munir dan Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Prof HM Zainuddin.
(*)