Berita NTB

Kiriman Sapi dari NTB ke Jawa Berlebihan, Riadi Minta Peternak Pandai Melihat Peluang Pasar

Penulis: Robby Firmansyah
Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Peternak asal Bima menaikkan sapinya ke atas truk dari salah satu kandang di Jabodetabek, Minggu (2/7/2023). Sapi asal Bima dilelang peternak karena tidak laku saat Idul Adha.

Laporan wartawan TribunLombok.com, Robby Firmansyah

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM- Pengiriman sapi dari Nusa Tenggara Barat ( NTB) ke Pulau Jawa pada momentum perayaan Idul Adha 2023 kelebihan jumlahnya sehingga masih banyak ternak yang belum laku.

Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Nusa Tenggara Barat, Muhammad Riadi mengatakan, jumlah sapi yang dikirim dari NTB untuk kebutuhan Idul Adha tahun ini meningkat dua kali lipat.

Baca juga: Nekat Dipulangkan Tanpa Izin, 2 Truk Sapi Milik Peternak Bima Terpaksa Dilelang di Banyuwangi

"Kalau kita belajar data dari tahun 2022, jumlah sapi yang dikirim ke Jabodetabek 12 ribu. Sekarang dari Bima saja sudah 19 ribu (ekor)," kata Riadi kepada TribunLombok.com, Selasa (4/7/2023).

Berdasarkan data yang diterima Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi NTB, jumlah perizinan yang masuk dari Bima sebanyak 19 ribu ekor.

Sementara sapi yang berangkat melalui Pelabuhan Gili Mas dan ASDP berdasarkan data Balai Karantina Hewan sebanyak 28 ribu ekor.

Data tersebut merupakan akumulasi ternak dari 10 kabupaten kota yang ada di Provinsi NTB.

Riadi berharap para peternak yang akan mengirim hewan ke Pulau Jawa jeli melihat potensi pasar. Hal ini dilakukan agar para peternak tidak rugi.

"Pandai-pandailah membaca pasar, pandai membaca pesaing sehingga tidak menimbulkan kerugian," kata Riadi.

Dikatakannya, pertumbuhan pasar setiap tahun tidak mengalami peningkatan yang signifikan. Dalam kurun waktu setahun hanya mengalami peningkatan 20 persen.

Sementara itu, informasi yang diperoleh Disnakeswan NTB, sapi yang diangkut dua truk kembali ke Bima, beberapa di antaranya sudah laku terjual. Meskipun harga jual jauh di bawah harga pasar.

Riadi berharap, sisa ternak bisa laku terjual agar tidak kembali ke Pulau Sumbawa. Karena apabila ternak tersebut kembali, akan melewati masa karantina selama 28 hari untuk menghindari virus LSDV.

(*)

Berita Terkini