Laporan Wartawan TribunLombok.com, Atina
TRIBUNLOMBOK.COM, BIMA - Puluhan ekor sapi milik peternak Bima dilelang di Banyuwangi Jawa Timur.
Puluhan ekor sapi itu nekat dibawa pulang ke Bima, karena peternak tidak bisa bertahan lagi di Jakarta menunggu pembeli.
Berharap bisa kembali di Bima agar terhindar dari harga lelang, justeru puluhan sapi itu tidak bisa menyeberang.
Adi Baharuddin, satu dari sekian banyak pemilik ternak kurban mengungkap, sapi-sapi tersebut belum mengantongi izin sehingga tidak boleh menyeberang di Banyuwangi.
Akibatnya, 2 truk sapi tersebut dilelang dengan harga Rp5 juta hingga Rp6 juta saja per ekor.
Baca juga: Penjualan Sapi Bima untuk Kurban 2023 Tembus Rp 750 Miliar
Harga jual tersebut jauh di bawah harga pembelian di Bima, yang mencapai Rp10 juta hingga Rp13 juta per ekor.
"Miris sekali, sangat miris. Kasihan betul peternak sapi," kata Adi saat dihubungi TribunLombok.com.
Itu pun lanjut Adi, dari 2 truk fuso yang membawa sapi tersebut, baru 1 truk yang terjual sedangkan 1 truk lagi masih mencari pembeli.
"Dalam satu truk itu jumlah sapinya 23 sampai 24 ekor, tinggal dikali dua saja," tambahnya.
Sementara itu peternak lainnya, Haikal mengungkap, saat ini 200 ekor sapi lagi yang sedang dalam proses dipulangkan ke Bima.
"Biaya ditanggung masing-masing peternak," ujarnya.
Haikal sendiri mengaku, sapi miliknya telah habis terjual dengan harga yang normal.
Menurut Haikal, penyebab tidak lakunya sapi di Jabodetabek tahun ini bukan hanya karena jumlahnya yang banyak.
Tapi juga karena bertepatan dengan masuknya tahun ajaran baru sekolah di wilayah Jabodetabek.
Masyarakat atau orang tua murid yang biasanya patungan untuk membeli sapi kurban, kini lebih memilih uangnya untuk membeli perlengkapan sekolah anaknya.
Termasuk biaya sekolah tahun pertama anak-anaknya, yang cukup mahal di kota besar.
(*)