Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rachmat Hidayat
TRIBUNLOMBOK.COM, MAKKAH - Namanya Arifin bin Abdullah (70), pria tua asal Desa Banyu Urip, Kecamatan Gerung, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) itu diantarkan seseorang ke Kantor Sektor dua Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Mekkah, Hotel Bab Al Multazam Mahabs Jin, pada Kamis 29 Juni sekira pukul 23.00 waktu Arab Saudi (WAS).
Wajahnya pucat, terlihat sedang lapar dan panik.
Petugas PPIH Abdurrahman Jauhari yang piket malam itu menyerahterimakan kepada petugas lainnya yang baru saja pulang dari Jamarot, Purwaji bersama beberapa petugas haji lainnya.
Setelah diberi makan nasi seadanya, Arifin yang datang tanpa identitas apapun (gelang, kalung masyariq dll) juga tidak menyandang tas apalagi uang atau handphone.
"Beliau ini mengaku haji non pemerintah (kemungkinan visa ziarah) semua barang barangnya hilang dan tersesat. Awalnya mengakunya berasal Lombok," ungkap Jauhari, salah petugas PPIH .
Karena sudah larut, pria tua asal Lombok itu kemudian diinapkan di musala hotel Bab Al Multazam.
Baca juga: Jemaah Haji Pulang ke Indonesia Mulai 4 Juli 2023, Cuma Boleh Bawa Barang Bawaan Maksimal 32 Kg
Bersama dua jamaah reguler yang juga tersesat dan belum bisa diantar ke hotelnya karena semua akses jalan ditutup.
Selama tiga hari dua malam, Arifin ditampung di Bab Al Multazam kantor PPIH Sektor 2 Mekkah.
Setiap hari kebutuhan makannya ditanggung para petugas.
Mereka patungan untuk beli makan dan cemilan setiap harinya, untuk diberikan ke para jemaah haji yang tersesat termasuk Arifin.
Ibu-ibu petugas yang prihatin dengan kondisi Arifin, membelikan baju ganti dan dicucikan kain ihramnya yang kotor.
Setiap diajak bicara Arifin selalu menangis, ia teringat istrinya dan proses hajinya.
Menurutnya ia sudah selesai dari Mina, lalu tawaf dan Sai.
Tapi belum melempar jumroh. Proses melempar jumrohnya pun akhirnya dibadalkan oleh para petugas.