Ini Biang Kerok Listrik Sering Padam di Lombok, PLN Perbaiki Boiler PLTU Jeranjang

Editor: Sirtupillaili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kolase foto. Foto kiri, seorang petugas melakukan perbaikan boiler di PLTU Jeranjang. Sementara foto kanan adalah bagunan PLTU Jeranjang tampak dari luar. Perbaikan boiler PLTU Jeranjang menyebabkan pemadaman sebagian wilayah di Lombok, Rabu (26/4/2023).

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Pemadaman listrik kembali sering terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) akhir-akhir ini.

Kondisi ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat, khususnya di Kota Mataram.

Dari pantauan TribunLombok.com, Rabu (26/4/2023) pagi, pemadaman listrik membuat lampu lalu lintas (Traffic Light) padam sehingga arus lalu lintas di simpang Tanah Haji semerawut.

Kondisi itu menyebabkan kendaraan melaju tak beraturan.

Baik mobil dan motor datang dari arah barat, timur, utara dan selatan secara sporadis.

Sekitar pukul 09.30 WITA, lampu lalu lintas di simpang menuju Lombok Epicentrum Mall itu masih gangguan.

Sore hari, PLN kembali memadamkan aliran listrik di kawasan Jalan Lingkar Selatan.

Pemadaman ini menggangu aktivitas ekonomi warga di kawasan tersebut.

Rupanya, penyebab pemadaman sebagian wilayah Pulau Lombok ini disebabkan pemeliharaan pada Unit 2 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang di Desa Kebon Ayu, Lombok Barat.

Sebagaimana dirilis PLN UIW NTB, pemeliharaan yang tidak terencana ini harus dilakukan sesegera mungkin untuk mencegah terjadinya dampak yang lebih luas.

Akibat kegiatan pemeliharaan tersebut, sebagian pelanggan di Pulau Lombok mengalami pemadaman.

“Kami mohon maaf yang sebesar besarnya atas ketidaknyamanan yang dirasakan masyarakat. Fokus utama kami saat ini adalah mempercepat kegiatan pemeliharaan di PLTU Jeranjang" kata Manager PLN Unit Pelayanan Pelanggan (UP3) Mataram Wiedhyarno Arief, dalam rilis tertulisnya, Rabu (26/4/2023).

Pekerjaan pemeliharaan di PLTU Jeranjang dilakukan di salah satu peralatan utama PLTU, yakni boiler yang terindikasi mengalami penurunan temperatur.

Indikasi awal ini ditemukan dari sistem kontrol dan monitoring engine yang berfungsi dengan baik, yang kemudian memicu sistem proteksi pembangkit bekerja.

Segera setelah ditemukan indikasi tersebut, PLN segera melakukan general inspection pada boiler untuk melakukan pemeriksaan agar dampaknya tidak semakin meluas.

Ketel uap atau boiler sendiri merupakan alat konversi energi yang mengubah air menjadi uap dengan cara memanaskan air yang berada di dalam boiler.

Selanjutnya, uap atau energi kalor yang dihasilkan digunakan untuk memutar turbin yang akan menghasilkan listrik.

“Jadi, sistem pembangkit memiliki proteksi untuk melindungi dan mencegah dampak yang lebih luas.

Boiler ini memiliki fungsi yang sangat penting untuk beroperasinya PLTU.

Apabila ditemukan indikasi, maka kami harus segera mengambil upaya yang cepat”, jelas Wiedhy.

Setelah melaksanakan general inspection, PLN juga harus memastikan seluruh peralatan dalam kondisi aman sebelum dioperasikan.

Setelah kondisi aman, maka PLTU bisa dioperasikan. Dari posisi engine off, PLTU sendiri memerlukan waktu 8-10 jam untuk bisa menghasilkan uap.

Diharapkan PLTU Jeranjang akan dapat kembali masuk menyuplai Sistem Kelistrikan Lombok pada hari Kamis (26/04).

“Kami mohon doa, semoga upaya yang dilakukan dapat berjalan dengan aman dan lancar. Sistem Kelistrikan Lombok kembali normal sesegera mungkin”, harap Wiedhy.

PLTU Jeranjang sendiri merupakan salah satu pembangkit terbesar yang merupakan backbone utama sistem kelistrikan Lombok dengan kapasitas 3x25 MW, selain PLTMGU Lombok Peaker yang berada di Ampenan, Tanjung Karang.

(*)

Berita Terkini