Laporan Wartawan TribunLombok.com, Ahmad Wawan Sugandika
TRIBUNLOMBOK.COM, LOMBOK TIMUR - Menjelang bulan suci Ramadan, masyarakat Lombok Timur menggelar acara adat Roah 1001 Tebolak Beak.
Pada hari Sabtu (18/3/2023), iring-iringan warga membawa dulang ke Tempat Pemakaman Umum (TPU) Batu Ngereng di Desa Gelanggang, Kecamatan Sakra Timur, Kabupaten Lombok Timur.
Baca juga: Ramadan 2023 Diperkirakan Dimulai Hari Kamis, 23 Maret 2023, Menurut Muhammadiyah
Acara Roah 1001 Tebolak Beak juga menjadi kesempatan bersilaturrahminya masyarakat dari tiga desa yakni Desa Gelanggang, Lepak, dan Sakra Selatan.
"Roah 1001 Tebolak Beak memang sudah menjadi kebiasaan turun-temurun masyarakat di sini yang dilaksanakan menjelang tibanya bulan suci Ramadan," kata ketua panitia, Sirhan.
Dikatakannya, Roah 1001 Tebolak Beak yang dilaksanakan masyarakat Sakra Timur sudah menjadi acara tahunan bahkan masuk kalender lokal.
Nilai penting pada acara ini adalah mempersatukan masyarakat dari 3 desa untuk bersilaturrahmi dengan cara begibung atau makan bersama.
Menurut Sirhan, angka 1001 bukan bermakna jumlah, namun istilah itu mencerminkan banyaknya masyarakat yang membawa dulang dengan ciri khas berwarna merah
"Untuk itulah kita sebut sebagai Roah 1001 Tebolak Beak karena tebolak (penutup dulang) yang berwarna merah," kata Sirhan.
Prosesi Roah 1001 Tebolak Beak dimulai dengan silaturrahmi, tausiah bersama dengan tokoh agama, ilanjutkan dengan ziarah kubur, tabur bunga dan zikir safa'at.
"Jadi sangat luar biasa. Intinya Roah 1001 Tebolak Beak ini ada semangat kebersamaan, kekeluargaan, silaturrahmi, dan pengajian agama," tutur Sirhan.
Pemilihan lokasi perayaan acara Roah 1001 Tebolak Beak pun tidaklah sembarangan.
Mereka memilih TPA Batu Ngereng karena banyak masyarakat dari tiga desa tersebut dimakamkan di sana.
Roah 1001 Tebolak Beak biasanya berlangsung dari 7 hari sebelum hari puncak tiba.
Biasanya masyarakat akan membersihkan makam, memperbaiki fasilitas makam yang kurang dan kegiatab lainnya. (*)