“Desa-desa wisata yang belum tersentuh, kami pastikan kami siap turun,” kata Herry. Itulah wujud pengabdian Poltekpar Lombok bagi daerah.
Namun, pengabdian tersebut tidak saja di NTB. Tapi, empat provinsi lainnya.
Yaitu, Kalimantan Timur (Kaltim), Kalimantan Tengah (Kalteng), Maluku dan Maluku Utara.
“Ini menjadi arahan kementerian. Karena Poltekpar lain diseluruh Indonesia melakukan hal yang sama,” kata Herry.
Berbicara penelitian, Poltekpar Lombok menyesuaikan kondisi lapangan.
Penelitian dilakukan secara institusi dan mandiri. Tidak saja di Pulau Lombok, tapi Pulau Sumbawa.
Poltekpar Lombok berharap ada kolaborasi, sinargitas dan kerja sama dengan pemerintah kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat.
Itu menyangkut program kerja atau masalah sosial. Yang dijawab, kata Herry lewat penilitian ilmiah.
“Kalau bicara program studi. Kita punya empat program studi dan kriterianya baik, dan sangat baik,” kata Herry.
Kendati demikian, Poltekpar Lombok tidak lantas berpuas diri.
Poltekpar Lombok memastikan terus meningkatkan kualitas dimasing-masing program studi yang ada.
Apalagi, Poltekpar Lombok akan bersiap menjadi kampus dunia.
“Untuk peluang pekerjaan, Alhamdulillah 90 persen lulusan Poltekpar Lombok terserap di dunia kerja. Baik dalam maupun luar negeri,” kata Herry.
Terbanyak di dunia perhotelan dan perjalanan wisata. Kendati demikian, Poltekpar Lombok tetap menjembatani mahasiswa dan alumni mendapatkan pekerjaan.
Itu lewat job fair yang telah dilaksanakan tahun 2021 dan tahun 2022 lalu.
“Lewat kesempatan ini, saya berharap Poltekpar Lombok semakin maju dan sukses,” kata Herry.
(*)