TRIBUNLOMBOK.COM - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membuka posko pengaduan bencana gempa bumi Turki.
Posko ini akan menjadi pusat pelayanan pengaduan bagi warga yang ingin mengetahui informasi keluarganya yang berada di Turki.
Dengan dibukanya posko ini, pengaduan kini bukan lewat NTB Care lagi.
Sebab sekarang sudah ada posko permanen di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTB.
"Ralat, bukan NTB Care. Sekarang posko permanen di BPBD NTB," kata Sekda Provinsi NTB Lalu Gita Ariadi, pada TribunLombok.com, Selasa (7/2/2023).
Sebelum mendirikan posko pengaduan, Pemprov NTB melayani aduan warga lewat program NTB Care.
Baca juga: Warga Bisa Pantau Kondisi Keluarga di Turki Pascagempa Via NTB Care
Lalu Gita Ariadi menjelaskan, dia sendiri mendapat beberapa laporan warga yang menanyakan keberadaan anak mereka yang sedang belajar di Turki.
Karena itu, Pemprov NTB membuka posko pengaduan untuk membantu warga mencari tahu informasi keberadaan keluarganya.
"Kami terus komunikasi dengan Dubes RI untuk Turki. Mungkin sikon di sana masih belum menguntungkan, komunikasi masih ada kendala," katanya.
Korban Meninggal 5.109 Korban Jiwa
Sementara itu, hingga Selasa (7/2/2023), jumlah korban tewas akibat bencana gempa di Turki meningkat menjadi 5.109 jiwa dan lebih dari 26.000 luka-luka.
Diperkirakan jumlah korban masih akan terus bertambah mengingat kondisi korban yang banyak terkubur dalam bangunan.
Kondisi cuaca dingin menjadi tantangan yang harus dihadapi para korban gempa Turki.
Dikutip dari Tribunnews, tim penyelamat di Turki dan Suriah menghadapi cuaca dingin, gempa susulan, dan bangunan yang runtuh pada Selasa.
Saat mereka menggali korban selamat yang terkubur gempa yang menewaskan lebih dari 5.000 orang.
Beberapa ribu bangunan ambruk di kota-kota di seluruh wilayah tampak seperti daerah yang sudah dilanda perang.
Sepanjang malam, sebagian yang selamat menggunakan tangan kosong mencoba menyelamatkan keluarga, teman, dan siapa pun yang tidur di dalam ketika gempa besar pertama berkekuatan 7,8 melanda Senin pagi.
Beberapa kehancuran terparah terjadi di dekat pusat gempa antara Kahramanmaras dan Gaziantep.
Sebuah kota berpenduduk dua juta jiwa di mana seluruh blok sekarang menjadi reruntuhan di bawah salju yang menumpuk.
Ketika penduduk mencoba untuk membersihkan tumpukan batu, eternit, dan furnitur yang merupakan bangunan bertingkat, yang lain runtuh di dekatnya - membuat orang banyak berteriak dan berteriak-teriak meminta tolong.
Dengan gempa susulan yang mengguncang daerah itu, banyak korban selamat ketakutan dan kelelahan menghabiskan malam di luar rumah, dan takut untuk pulang.
(*)