"Pengolahan sampah maggot dapat dilakukan oleh semua lapisan masyarakat sehingga dengan memanfaatkan sampah organik dan mengelolanya dapat memberikan tambahan penghasilan berupa hasil produk (pupuk dan pakan ternak seperti ikan, bebek, dan burung)," beber mahasiswi Program Studi Bahasa Indonesia itu.
Lebih jauh, Elva mengaku sengaja memilih program tersebut lantaran ingin mendukung program pemerintah provinsi NTB yang juga telah lebih dahulu mengembangkan budidaya maggot.
Tak hanya itu, kegiatan yang bermuara pada pengolahan sampah tersebut juga relevan dengan program "Zero Waste" yang digalakkan pemerintah provinsi.
"Sebagai mahasiswa, kami ingin juga sedikit membantu kerja-kerja pemerintah," jelasnya.
Guna memberikan pengetahuan lebih kepada masyarakat, pada Kamis (12/1/2023) pihaknya melakukan sosialisasi sekaligus pelatihan budidaya maggot kepada masyarakat.
Hadir sebagai narasumber Arifudin Nurahmatullah selaku Direktur PT Berkahi Gumiku Lestari.
PT tersebut juga telag siap untuk menjadi mitra masyarakat yang ingin mengembangkan budidaya maggot. Terutama dalam artian menjadi target pasar untuk budidaya maggot.
Pemateri Baiq Faeza Nujwa (Duta Lingkungan NTB 2022 Pemenang Kategori Berbakat) dan Berlian Wahyu Rizaldi (Duta Lingkungan NTB 2022 Pemenang Kategori Intelegensia) dengan Tema "Lingkungan".
Elva menuturkan, tujuan sosialisasi tersebut adalah memberikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan masyarakan dalam budidaya maggot.
Kemudian mengembangkan kemampuan budidaya yang berkorelasi terhadap adanya pengasilan yang diterima masyarakat dari budidaya maggot ini.
"Kita berharap nanti ada UMKM yang tergerak dari hasil budidaya maggot ini," jelasnya.
Hadir dalam kegiatan tersebut Dosen Pembimbing mahasiswa KKN Unram di Desa Dasan Tapen Dr Muntari, Kepala Desa Dasan Tapen H. Nasrullah Hasbi, BA, serta puluhan masyarakat.
Bergabung dengan Grup Telegram TribunLombok.com untuk update informasi terkini: https://t.me/tribunlombok.