Catatan Sepak Bola

Pele, Soeharto dan Risdianto

Editor: Dion DB Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto Legenda Brasil Pele ditampilkan di spanduk besar dekat kerumunan penonton saat pertandingan Grup G Piala Dunia 2022 Kamerun vs Brasil di Stadion Lusail, Qatar, 2 Desember 2022. Pele meninggal dunia dalam usia 82 tahun pada 29 Desember 2022 atau Jumat (30/12/2022) dini hari WIB.

Harian Kompas terbitan edisi Rabu, 24 Mei 1972 menulis berita demikian: Kesebelasan "Santos" dari Brazil dengan pemain-pemain yang pernah berhasil menggondol "Jules Rimet Club" di Meksiko termasuk di antaranya "mutiara hitam" Pele menurut rencana akan memainkan pertandingannya di Indonesia dalam rangka tournya di enam negara Timur Jauh.

Berita ini menjadi kabar gembira untuk penggemar sepak bola di tanah air dan mereka yang menyukai Pele. Pihak pengundang membayar mahal untuk mendatangkan tim Santos ke Indonesia.

Mereka mengeluarkan uang 40.000 dollar AS untuk menghadirkan Santos. Harga tersebut lebih mahal dibandingkan negara lain yang juga mengundang Santos. Untuk pertandingan di Hongkong, Santos dibayar 28.000 dollar AS (Kompas, 28 Juni 1972).

Harian Kompas pun memberitakan kedatangan tim Santos ke Jakarta pada koran terbitan edisi Selasa, 20 Juni 1972.

Warga Jakarta gembira karena sang mega bintang telah menginjakkan kaki di Indonesia dan akan tampil bertanding.

"Team sepakbola Santos Senin sore kemarin tiba di Jakarta dari Australia. Kedatangannya di Lapangan Terbang Kemayoran mendapat sambutan hangat, terutama kepada Pele yang sejak lama mendapat julukan "mutiara hitam". Teriakan-teriakan "Pele ! Pele !" menggema di Airport, seolah-olah yang datang dengan pesawat Garuda itu hanya Pele saja".

"Pertandingan sepakbola Rabu sore ini antara kesebelasan Santos dari Brazil dan PSSI disiarkan langsung dan lengkap oleh TVRI, dengan sponsor Bank Bumi Daya. Siaran dimulai jam 18.00. Sehubungan dengan siaran ini, maka acara televisi yang termuat dihalaman II mengalami perubahan".

Pengumunan tersebut ditulis di harian Kompas edisi Rabu, 21 Juni 1972.

Tim Santos akan menghadapi tim PSSI di Stadion Utama Senayan. "KARCIS HABIS: Nama Pele yang harum di dunia, menggemparkan pecandu bola Jakarta. "Pertandingan antara kesebelasan "Santos" dengan "PSSI A" tanggal 21 Juni ini jauh sebelumnya sudah meributkan masyarakat bola Ibu Kota. Tanggal 17 Juni tiket VIP yang harganya Rp 5000 dinyatakan habis terjual."

Berita yang ditulis Harian Kompas pada edisi yang sama memperlihatkan antusisme warga Jakarta untuk menyaksikan Pele berlaga di Stadion Utama Senayan -- kini berubah nama menjadi Stadion Utama Gelora Bung Karno.

Bintang timnas Indonesia pada saat itu adalah Risdianto. Dia merupakan ujung tombak yang produktif.

Di level klub, Risdianto membantu Persija Jakarta dan klub Warna Agung meraih juara. Dia pun menjadi andalan tim nasional.

Dalam pertandingan melawan Pele dan kawan-kawan pada 21 Juni 1972, Indonesia kalah tipis dengan skor 2-3. Dua gol tim Garuda kala itu diborong Risdianto.

Pele mencetak satu gol lewat tendangan penalti. Dua gol Santos lainnya masing-masing dicetak Jadel dan Edu.

Risdianto pernah mengungkapkan perasaannya bisa bermain satu lapangan dengan sang idola, Pele.

Halaman
1234

Berita Terkini