Mesin Sampah di TPA Kebon Kongok Hasilkan 5 Ton RDF Tiap Bulan

Penulis: Lalu Helmi
Editor: Sirtupillaili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Truk pengangkut sampah tampak di pintu gerbang TPA Kebon Kongok, di Desa Suka Makmur Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Kamis (1/12/2022).

Laporan Wartawan TribunLombok.com, Lalu Helmi

TRIBUNLOMBOK.COM, MATARAM - Wakil Gubernur Provinsi NTB Sitti Rohmi Djalilah memantau langsung Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kebon Kongok, Desa Suka Makmur, Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Kamis (1/12/2022).

Saat ini Wakil Gubernur Provinsi NTB Sitti Rohmi Djalilah terus memantau perkembangan penyelesaian pembangunan mesin sampah di TPA Kebon Kongok.

Mesin yang menelan anggaran Rp30,5 miliar sebagai Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Kebon Kongok baru bisa memproduksi Refused Derived Fuel (RDF) 5 ton dalam sebulan.

RDF dapat digunakan menjadi pengganti batubara di PLTU Jeranjang, Kabupaten Lombok Barat, NTB.

Ditemui di sela kunjungan di TPA Kebon Kongok, Sitti Rohmi Djalilah mengatakan, proses produksi RDF pada mesin pengelola sampah TPST di TPA Kebon Kongok ditarget menghasilkan puluhan ton sampah daur ulang dalam sehari.

Baca juga: Kunjungi TPA Kebon Kongok, Wakil Gubernur NTB Minta Pemilahan Sampah Dimasifkan

RDF menjadi pengganti energi batubara di PLTU Jerangjang Lombok Barat.

"Nanti kalau sudah jadi kapasitasnya bisa input sampah 120 ton tiap hari. Kemudian dari hasil daur ulang menjadi pelet inilah yang akan dikirim ke PLTU Jeranjang," kata Siiti Rohmi Djalilah.

Saat ini, mesin produksi di TPA Kebon Kongok baru menghasilkan 5 ton RDF yang dikirim ke PLTU Jeranjang sebagai pengganti energi batubara dalam satu bulan.

"Ya pastilah kita optimis. Nanti yang bisa merinci kepala Dinas Lingkungan Hidup NTB ya," kata Rohmi.

Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB Julmansyah mengatakan, mesin RDF itu ditargetkan bisa input sampah sebanyak 120 ton dalam sehari.

Dari 120 ton sampah yang dimasukan ke dalam mesin akan menghasilkan 15 ton pelet yang akan dibawa ke PLTU Jeranjang.

"Ya dalam sehari 120 ton yang akan diinput ketika sudah rampung. Nanti output dalam bentuk pelet itu kita bawa ke PLTU Jeranjang," katanya.

Ada pun kebutuhan produksi RDF dari TPST sampah daur ulang dalam bentuk energi baru pengganti batubara baru berada di kisaran 15 ton dalam sehari.

"Intinya ke depan metode cofiring dari batubara ini kita optimis ya bisa atasi sampah di NTB," kata Julmansyah.

Pengerjaan mesin RDF tersebut akan menelan anggaran Rp30,5 miliar.

Nampaknya pengerjaan mesin RDF itu dikerjakan dua rekanan yakni PT Pola Teknik Konsultan KSO dan PT Perancang Adhinusa.

Selain itu, dalam sehari kapasitas penimbunan sampah di TPA Kebon Kongok bisa mencapai 300 ton sampah.

Sampah-sampah tersebut nampaknya datang dari Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram.

(*)

Berita Terkini