Tahun Depan, 17 Negara Bakal Ikut Kejuaraan Paralayang Dunia di Sky Lancing Lombok

Penulis: Lalu Helmi
Editor: Sirtupillaili
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kloase potret aksi atlet paralayang mengudara di Sky Lancing, Lombok Tengah, NTB.

Pria yang juga merupakan ASN di Bappeda Lombok Tengah itu juga mengatakan, akses jalan menuju lokasi juga perlu diperbaiki.

Dikatakan, Lancing sebagai tuan rumah sudah mendapat kesepakatan antara pemilik lahan, Lanud ZAM, termasuk juga pemerintah provinsi dan kabupaten.

Lancing ini juga satu-satunya lokasi paralayang di Lombok yang sudah mengantongi izin terbang pada Agustus 2022 bertepatan dengan acara Pelangi Nusantara.

"Tidak bisa sembarangan untuk main di udara, apalagi di sini kita mainnya di atas 100 bahkan 200 meter," ujarnya.

Masih kata Roy, saat menyampaikan surat bidding ke pihak PGAWC sempat ditolak lantaran terbentur jadwal.

"Awalnya kami bersurat untuk mengadakan event ini pada Juni 2023 namun ditolak karena jadwalnya berbenturan dengan acara PGAWC," ucapnya.

Sehingga, disetujui untuk mengadakan PGAWC di Sky Lancing pada Juli 2023.

Dalam surat yang dikirim, dijelaskan jarak dari bandara ke lokasi, jarak pelabuhan ke lokasi, berapa penginapan sekitar lokasi dan lainnya.

Disinggung soal jumlah atlet paralayang di NTB, pihaknya mengaku atlet yang sudah lisensi level 2 sekitar 20 orang.

"Persyaratan, atlet yang mengikuti kejuaraan dunia harus berada di level 2," sebutnya.

Beberapa atlet yang terus dilatih di antaranya dari Sembalun Lombok Timur, Lombok Tengah dan sebagian besar di Kabupaten Sumbawa Besar (KSB).

Dia menyebut, Rakernas Paralayang di Semarang digelar 17-18 Desember 2022 dengan misi memasukkan jadwal PGAWC Indonesia ke dalam Calendar of Event Paralayang Indonesia.

"Pengurus akan masukkan ke Calender of Event Indonesia dan itu ditanda tangani Kepala AU," tuturnya.

Dengan begitu, diharapkan TNI AU memberikan dukungan berupa herkules untuk atlet lokal.

Setelah Rakernas, pihaknya akan melakukan komunikasi intens dengan Pemkab Lombok Tengah dan Pemprov NTB guna menyamakan persepsi siapa melakukan apa alias bagi-bagi tugas.

Menurutnya, event tersebut bukan hanya bicara olahraga secara utuh, akan tetapi akan memberikan pertunjukan budaya lokal seperti tari, gendang belek, peresean dan lainnya.

"Bicara paralayang, kita harus bicara sport tourism," tutupnya.

(*)

Berita Terkini